foto: cnnindonesia INDONESIAKININEWS.COM - Uni Eropa, termasuk Yunani, Perancis dan Amerika Serikat (AS) telah melayangkan kritik seriu...
foto: cnnindonesia |
INDONESIAKININEWS.COM - Uni Eropa, termasuk Yunani, Perancis dan Amerika Serikat (AS) telah melayangkan kritik serius terhadap keputusan Turki yang mengubah museum Hagia Sophia kembali menjadi masjid.
Keputusan itu menimbulkan kekhawatiran akan masa depan Hagia Sophia yang pernah menjadi tempat ibadah umat Kristiani itu dan sudah menjadi salah satu situs warisan dunia UNESCO.
Karena statusnya sudah menjadi masjid, selama ibadah shalat dilaksanakan di dalamnya, pemerintah Turki bermaksud menutup gambar Yesus, Bunda Maria dan orang-orang kudus Kristen dengan teknologi khusus yang menggunakan teknik pencahayaan, sebagaimana dilaporkan Greek City Times.
Menurut media setempat, tirai khusus akan digunakan selama ibadah shalat berlangsung.
Ada pun karpet akan digelar di lantai yang menyala untuk menggelapkan ruangan agar gambar-gambar dari ajaran Kristen tidak tampak.
Sesuai fungsinya sebagai masjid, orang-orang yang akan masuk Hagia Sophia harus melepas sepatu mereka terlebih dahulu.
Laporan itu muncul setelah juru bicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalin meyakinkan pada Jumat kemarin bahwa 'hilangnya warisan dunia bukan persoalan' yang penting Hagia Sophia diperhatikan.
Melansir Kantor Berita Anadolu, Ibrahim Kalin menekankan bahwa, "Perubahan Hagia Sophia sebagai masjid bukan berarti menahan wisatawan atau pun turis lokal dan mancanegara dari kunjungan mereka terhadap situs tersebut."
Turki juga akan tetap menjaga ikon-ikon unik ajaran Kristen dan gambar mosaik Yesus Kristus di situs tersebut.
Meski begitu, Kalin tidak mengelaborasikan lebih lanjut terkait masalah ini dan memicu kekhawatiran tentang masa depan tempat-tempat suci Kristen setelah keputusan Presiden Turki pada Jumat kemarin.
Sebelumnya, Metropolitan Hilarion dari Volokolamsk dari Gereja Kristen Ortodoks Rusia memperingatkan pekan lalu bahwa mosaik Yesus dan Bunda Maria 'yang diselamatkan secara ajaib' di situs Hagia Sophia kemungkinan besar akan rusak jika Ankara mengubahnya menjadi masjid.
Diwawancarai oleh Media Rossiya 24, pemimpin Gereja Kristen Ortodoks itu mengatakan bahwa dia ingin mengetahui seperti apa nasibnya mosaik-mosaik tersebut dan bagaimana nasib Hagia Sophia jika diubah menjadi masjid lagi.
Pernyataannya muncul setelah Perwakilan Tertinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell menyesalkan langkah Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan yang mengubah status Hagia Sophia.
Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis mengatakan bahwa Athena dengan tegas mengutuk keputusan Turki.
Keputusan Erdogan yang diambil 85 tahun setelah Hagia Sophia dinyatakan sebagai museum merupakan penghinaan terhadap karakter Ekumenis Kristennya.
Sumber: kompas