INDONESIAKININEWS.COM - Belakangan, Wakil Sekretaris Jendral atau Wasekjen MUI Pusat, Tengku Zulkarnaen menjadi pebincangan publik di med...
INDONESIAKININEWS.COM - Belakangan, Wakil Sekretaris Jendral atau Wasekjen MUI Pusat, Tengku Zulkarnaen menjadi pebincangan publik di media sosial. Hal itu bermula, ketika ia protes lantaran masyarakat harus membayar sejumlah uang saat masuk jalan tol. Padahal, mereka rutin menyetor uang pajak, termasuk saat membeli kendaraan.
Pria yang kerap mengenakan sorban putih itu pun bertanya-tanya: ke mana gerangan uang pajak itu pergi?
“Punya rumah kena pajak. Punya tanah kena pajak. Punya mobil dan motor kena pajak. Ada penghasilan, juga kena pajak,” tulisnya melalui akun Twitter pribadinya, dikutip Selasa 7 Juli 2020.
“Eh, tapi sekolah bayar, rumah sakit bayar, bikin KTP bayar, paspor bayar, lewat tol juga bayar. Terus pajak (yang kita bayar) untuk apa? Gile lu, Ndro,” sambungnya.
Selain itu, ia melihat ada kejanggalan dalam praktik pengelolaan uang pajak. Sebab sejauh yang ia tahu, meski sudah rutin membayarnya, masih banyak rakyat yang kesusahan. Seakan-akan pemerintah hanya mau menampung dana tersebut, dan enggan memutarnya kembali.
“Semua barang dan aset milik rakyat kena pajak, tapi semua keperluan rakyat, bayar sendiri. Ini bayar, itu bayar,” tukasnya.
Punya rumah kena pajak.— tengkuzulkarnain (@ustadtengkuzul) July 5, 2020
Punya tanah kena pajak.
Punya mobil kena pajak.
Punya motor kena pajak.
Punya usaha kena pajak.
Ada penghasilan kena pajak.
dll dll.
Eee, Sekolah bayar.
Rumah Sakit bayar.
KTP bayar.
Paspor bayar.
Tol bayar.
Semua bayar.
Terus pajak utk apa...?
Gile Ndro
Hingga tulisan ini dimuat, cuitan tersebut telah dikomentari dan disukai sebanyak ribuan kali. Namun sayangnya, kebanyakan warganet tak setuju dengan Tengku Zul, dan menyebut bahwa pajak kendaraan serta biaya masuk tol merupakan hal yang mesti dipatuhi. Sebab, semua itu sudah diatur negara.
“Orang-orang yang mencintai negaranya, pasti bayar pajak. Hanya kriminal yang menghindari pajak,” tulis warganet.
“Ya iyalah bayar, emang (jalanan) punya nenek moyangmu? Maunya gratisan Zul, enggak usah jadi kompor, ingat umur,” kata warganet lain.
“Ya kalau enggak mau bayar pajak enggak apa-apa Zul, pulang lagi aja ke kampungmu di China,” timpal yang lainnya.
S. 100kpj