foto: ceknricek INDONESIAKININEWS.COM - Akademisi Rocky Gerung tampak tak bisa menahan kejengkelannya terhadap aksi sekelompok alumni...
foto: ceknricek |
INDONESIAKININEWS.COM - Akademisi Rocky Gerung tampak tak bisa menahan kejengkelannya terhadap aksi sekelompok alumni ITB yang mendesak Din Syamsuddin mundur sebagai Majelis Wali Amanat (MWA).
Dalam video terbaru di Youtube, Rocky Gerung menyebut masa depan kampus semakin suram.
Dia menyebut Kampus tak lagi merdeka melainkan dikendaikan oleh pemerintah yang otoriter.
Mantan dosen Universitas Indonesia (UI) ini bahkan menyindir kampus almamaternya sendiri.
"UI itu sekarang dosennya bodoh semua," kata Rocky saat berbincang dengan Hersubeno dan Jumhur Hidayat alumni ITB.
Bukan tanpa alasan, dosen filsafat ini melontarkan tudingan tersebut.
Dia menyebut dosen UI tak lagi mampu bersuara kritis terhadap kekuasaan yang otoriter.
Padahal kata Rocky, Universitas Indonesia (UI) adalah simbol perjuangan.
Namun, Rocky tampak jengkel karena pernah dilarang masuk oleh kelumpok alumni UI, kampus dimana dia pernah mengajar.
"Saya mengajar di 4 fakultas di UI, Dosen di MIB, dosen tamu FISIP, di ekonomi, dosen tamu di fakultas kedokteran. Kurang apa coba. Mereka itu siapa," kata Rocky.
"Alumni dungu itu pasti terganggu kalau ada pemikiran kritis," katanya.
Mimbar akademik, kata Rocky, seharusnya bisa digunakan oleh seluruh civitas akademika bukan hanya rektor dan guru besar.
"Bahkan ada guru besar yang otaknya kecil, analisisnya compang camping," katanya.
Seperti diketahui, mantan Ketum Muhammadiyah Din Syamsuddin diminta mundur sebagai anggota MWA ITB oleh kelompok yang mengatasnamakan alumni ITB antiradikalisme.
Jumhur Hidayat sebagai jebolan ITB mengaku malu dengan aksi tersebut.
"Ada yang bilang inikan kebijakan kampus bukan pemerintah. Jaman orde baru juga yang nembak itu bukan Soeharto tapi kopral," katanya.
Jadi Jumhur tetap menilai jika kampus dikendalikan oleh penguasa.
"Saya berpendapat bahwa suasana ini terbentuk oleh sebuah rezim," katanya.
Jumhur menyebut Din Syamsuddin tak layak disebut orang radikal.
"Dia tokoh bangsa, bahkan diakui dunia. Mana mungkin dia radikal," katanya.
Jumhur menyebut alumni yang menyebut Din Syamsuddin sebagai radikal itu tak mewakili suara alumni ITB secara keseluruhan.
"Masak pad Din Syamsuddin dikatakan Radikal. Hancur banget cara berpikirnya," katanya.
Rocky Gerung menyebut orang yang 'mengusir' Din Syamsuddin dari ITB adalah orang dungu lapis paling atas.
Sumber: tribunnews