foto: ungarannews INDONESIAKININEWS.COM - Seorang warga Wawar Lor RW 04 Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang bernama Sulastri (...
INDONESIAKININEWS.COM - Seorang warga Wawar Lor RW 04 Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang bernama Sulastri (66) meninggal dengan status kasus virus Corona (Covid-19) di RSU Bina Kasih Ambarawa telah dimakamkan dengan prosedur protokol kesehatan (protkes).
Pasien dinyatakan oleh pihak rumah sakit ada dugaan mengarah ke Covid-19 sehingga harus dilakukan pemulasaran dan pemakaman secara protkes. Pihak keluarga sempat memprotes dan beradu argumentasi dengan petugas medis RSU Bina Kasih. Dirasa hasil pemeriksaan medis berlebih-lebihan.
“Saya mempertanyakan hasil pemeriksaan dokter RSU Bina Kasih. Kenapa ibu saya diduga sakit Covid-19. Saya bawa ke sana karena sakit gula dan jantung. Kondisinya saat itu sudah lemah, kaki dan tubuhnya sudah dingin. Tidak ada tanda-tanda sakit Covid-19,” ujar salah satu anak alamrhumah, Zaenal (37) kepada UNGARANNEWS.COM, Kamis (23/7/2020).
Disebutkan Zaenal, almarhumah di RSU Bina Kasih meninggal pada hari Minggu (19/7//2020) sekitar pukul 13.00. Almarhumah masuk rumah sakit sekitar pukul 09.00, hanya mendapatkan perawatan sekitar 4 jam kemudian meninggal.
Zaenal yakin ibunya meninggal karena sakit tua yang dialami. Sudah lama sering sakit-sakitan dengan diagnosa komplikasi gula dan jantung. Kesehariannya tidak pernah menunjukkan gejala seperti orang sakit Covid-19. Saat itu dilarikan ke rumah sakit karena kondisinya ngedrop, mengalami sesak nafas dan lemas.
“Saya ngeyel kok pemeriksaan dokter mengarah ke situ (Covid-19). Kasihan keluarga kalau dibesar-besarkan. Karena alasan itu keluarga kecewa tidak bisa memandikan dan merawat jenazah ibu saya,” ungkapnya.
Terlebih lagi, lanjut Zaenal, apa yang dialami almarhumah membuat tetangga khawatir tertular, keluarga merasa dikucilkan, bahkan ada yang jijik dan menghindar. Pasalnya, warga mengetahui pemakaman dilakukan oleh petugas khusus dengan menggunakan protkes lengkap alat pelindung diri (APD).
“Saya tidak bisa menerima karena hasil pemeriksaan kok mengarah ke situ (Covid-19, red). Kalau ada dugaan Covid-19 tunjukkan ada berapa persen, baru kami bisa menerima,” tuturnya.
Zaenal mengaku saat ini sudah merasa agak lega, pihak puskesmas Jambu telah mengabarkan hasil swab almarhumah negatif Covid-19. Meski belum semua orang mau menerima dirinya dan keluarga setelah kasus tersebut.
“Kalau pasien dikait-kaitkan Covid-19 kasihan keluarga sudah tidak bisa apa-apa. Alasan demi untuk kepentingan umum kami pasrah, mau pakai aturan protkes terserah,” tandasnya.
Salah satu petugas RSU Bina Kasih, Ety ketika dikonfirmasi keluhan keluarga almarhumah tersebut, mengatakan tidak bisa memberikan penjelasan kepada wartawan, pihaknya hanya mau memberikan penjelasan kepada keluarga almarhumah.
“Maaf kami tidak bisa memberikan penjelasan, hanya kepada keluarga pasien saja kami akan beri penjelasan,” ujarnya singkat, Jumat (24/7/2020).
Diketahui, almarhumah Sulastri setelah dinyatakan petugas medis RSU Bina Kasih ada dugaan kasus Covid-19, jenazah kemudian dibawa ke RSUD Ambarawa untuk menjalani pemulasara secara protkes.
Direktur RSUD Ambarawa dr Chairul Anam ketika dikonfirmasi mengatakan, jenazah ahmahumah Sulastri menjalani pemulasaran di RSUD Ambarawa karena diminta pihak RSU Bina Kasih.
“Kami diminta untuk pemulasaran jenazah almarhumah, apakah karena RSU Bina Kasih itu belum pernah memulasaran kasus ini (Covid-19, red) kami ndak tahu. Apapun kecurigaan terkait Covid-19 protkes tetap kami jalankan. Kami juga sudah melakukan tes swab terhadap almarhumah,” ujarnya, Jumat (24/7/2020).
Sumber: ungarannews.com