INDONESIAKININEWS.COM - Kejaksaan Agung (Kejagung) belum menetapkan Founder dan CEO Mayapada Group Dato Sri Tahir sebagai Tersangka dalam...
INDONESIAKININEWS.COM - Kejaksaan Agung (Kejagung) belum menetapkan Founder dan CEO Mayapada Group Dato Sri Tahir sebagai Tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi pengelolaan keuangan dan dana investasi PT Asuransi Jiwasraya.
Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung Ali Mukartono mengatakan pihaknya belum menetapkan Dato Sri Tahir sebagai Tersangka karena berdasarkan hasil-hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) belum ditemukan ada keterlibatan Dato Tahir.
"Sampai sekarang berdasarkan hasil laporan pemeriksaan BPK, gak ada (menyebutkan nama Dato Tahir) dalam kasus Jiwasraya," kata Ali di Gedung Bundar Kejagung, Jakarta Selatan, Selasa (7/7/2020).
Ali juga mengaku tidak mengetahui kalau bos Bank Mayapada Dato Tahir masuk dalam pusaran dan terseret kasus dugaan korupsi dana investasi Jiwasraya. Karena sampai saat ini PT Bank Mayapada belum ditetapkan sebagai Tersangka.
"Saya juga nggak tahu (kasus Jiwasraya) dihubungkan ke sana (Dato Tahir)," ujar Ali.
Menurut dia, PT Bank Mayapada dengan PT Maybank Aset Management merupakan perusahaan yang berbeda dan tidak ada hubungannya. PT Maybank Aset Management telah ditetapkan sebagai Tersangka korporasi dalam kasus korupsi Jiwasraya yang menelan kerugian negara triliunan rupiah.
"Saya juga sempat mencurigai itu, ternyata PT Maybank itu berbeda dengan PT Bank Mayapada. Ada yang pikirannya Maybank itu Mayapada, ternyata beda," tuturnya.
Ali menegaskan bahwa PT Bank Mayapada Grup tidak termasuk dari kelompok PT Maybank Aset Management karena pemilik perusahaan berbeda dan tidak ada keterkaitannya.
"PT Mayapada bukan kelompok Maybank itu di management investasi, itu bukan Mayapada, beda. Jadi gak sesuai itu," tegasnya.
Sebelumnya, Rapat dengar pendapat (RDP) Panja Jiwasraya Komisi III DPR, mencecar Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung Ali Mukartono terkait dugaan keterlibatan salah satu anggota Wantimpres Dato Sri Tahir dalam kasus korupsi Jiwasraya.
Anggota Komisi III DPR Fraksi Demokrat Benny K. Harman pun menantang Jampidsus untuk memeriksa Dato Sri Tahir. Dia juga menyinggung komitmen Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk memeriksa anggota Wantimpres itu.
"Periksa dia, Pak. Berani tidak, Pak Jampidsus? Saya tanya, Pak Jampidsus, berani tidak periksa anggota Wantimpres itu?," ujar Benny di ruang rapat, Kamis (2/7/2020).
Diketahui Kejaksaan Agung menetapkan 13 korporasi sebagai Tersangka dalam kasus dugaan korupsi Jiwasraya. Kerugian negara dari ketiga belas perusahaan investasi itu sekira Rp12,157 triliun.
Ke 13 perusahaan yang ditetapkan sebagai Tersangka antara lain PT Sinar Mas Asset Management, PT Dhanawibawa Manajemen Investasi, PT OSO Manajemen Investasi, PT Pinnacle Persada Investama, PT Millenium Danatama, PT Prospera Asset Management, PT MNC Asset Management, PT Maybank Asset Management, PT GAP Capital, PT Jasa Capital Asset Management, PT Corfina Capital, PT Iserfan Investama dan PT Pool Advista Aset Manajemen.
S. Akurat
