foto: republika INDONESIAKININEWS.COM - Setelah Virus SARS-CoV-2 menginfeksi hampir 14 juta warga dunia dan merenggut 593.618 nyawa, p...
foto: republika |
INDONESIAKININEWS.COM - Setelah Virus SARS-CoV-2 menginfeksi hampir 14 juta warga dunia dan merenggut 593.618 nyawa, peneliti dari Israel berhasil menemukan cara untuk menjinakkan virus ini jadi seperti virus flu biasa.
India mencatat rekor kasus Covid-19 harian sebanyak hampir 35.000 kasus, pada Jumat (17/07).
Dengan demikian, virus corona di negara itu telah menembus satu juta kasus.
Sementara Brasil telah mencapai dua juta kasus.
Bersama Amerika Serikat yang mencatat 3,6 juta kasus Covid-19, mereka menjadi tiga negara dunia yang melampaui satu juta kasus virus corona.
Sedangkan di Indonesia, hingga Jumat (17/7/2020) pukul 12.00 WIB, ada 1.462 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Penambahan itu menyebabkan saat ini total ada 83.130 kasus Covid-19 di Tanah Air, terhitung sejak pencatatan pasien pertama pada 2 Maret 2020.
Yurianto menjelaskan, pasien konfirmasi kasus positif Covid-19 ada dua, yaitu simptomatis yang bergejala dan membutuhkan perawatan rumah sakit.
Kemudian, pasien asimptomatis yang tidak memiliki gejala dan tidak membutuhkan perawatan rumah sakit.
Tetapi, mutlak harus melakukan isolasi secara mandiri.
Adapun 1.462 kasus baru itu didapatkan setelah pemerintah melakukan pemeriksaan 29.176 spesimen terhadap 13.994 orang dalam sehari.
Dengan catatan, satu orang bisa menjalani pemeriksaan spesimen lebih dari satu kali. Total spesimen yang telah diperiksa adalah 1.175.462 spesimen terhadap 683.805 orang yang diambil sampelnya.
Peneliti di Hebrew University Yerusalem dan Mount Sinai Medical Center di New York menemukan cara yang terbukti mengurangi tingkat keparahan Virus SARS-CoV-2 ( virus pemicu COVID-19) menjadi seperti penyakit flu biasa.
Penelitian terbaru Prof Ya'acov Nahmias dan Dr Benjamin tenOs Sinai dari Universitas Hebrew, mengungkapkan bahwa obat yang disetujui FDA (BPOM Amerika) Fenofibrate (Tricor) dapat mengurangi kemampuan SARS-CoV-2 untuk mereproduksi atau bahkan membuatnya hilang.
"Virus adalah parasit," kata Nahmias seperti dilansir The Jerusalem Post.
“Mereka tidak bisa mereproduksi diri mereka sendiri.
Mereka tidak dapat membuat virus baru.
Mereka harus masuk ke dalam sel manusia dan kemudian membajak sel itu. "
Nahmias dan tenOever menghabiskan tiga bulan terakhir mempelajari apa yang dilakukan SARS-CoV-2 terhadap sel paru-paru manusia.
Mereka menemukan bahwa Virus Corona Baru mencegah pembakaran rutin karbohidrat, yang menghasilkan sejumlah besar lemak yang terkumpul di dalam sel paru-paru - suatu kondisi yang diperlukan SARS-CoV-2 agar bisa bereproduksi.
“Dengan memahami bagaimana SARS-CoV-2 mengontrol metabolisme kita, kita dapat merebut kembali kendali dari virus dan menghilangkannya dari sumber daya yang sangat dibutuhkan untuk bertahan hidup,” kata Nahmias.
Cara kerja SARS-CoV-2 ini juga menjelaskan kenapa pasien dengan darah tinggi kadar gula dan kolesterol berisiko sangat tinggi terinfeksi COVID-19.
Tim kemudian meninjau panel delapan obat yang sudah disetujui yang mungkin dapat mengganggu kemampuan virus untuk bereproduksi.
Tricor menyebabkan sel-sel mulai membakar lemak, kata Nahmias.
Hasilnya adalah bahwa virus tersebut hampir sepenuhnya menghilang hanya dalam waktu lima hari perawatan.
Percobaan dilakukan dalam studi laboratorium baik di Israel dan New York dan diulang beberapa kali dengan sampel paru yang berbeda.
Nahmias mengatakan ada indikasi kuat bahwa percobaan ini sangat berulang di laboratorium lain.
Kini tim sedangkan menguji cobakan obat ini pada hewan percobaan di New York dan berharap untuk mempercepat studi klinis di Israel dan AS dalam beberapa minggu ke depan, karena obat ini sudah terbukti aman.
Penelitian ini akan diterbitkan di Sneak Peak Cell Press minggu ini.
Penelitian didanai oleh Dewan Penelitian Eropa, Yayasan Nikoh dan Yayasan Sam dan Rina Frankel.
Sumber: tribunnews