foto: beritasatu INDONESIAKININEWS.COM - Ketua Umum Partai Berkarya, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto menuding penyelenggaraan...
foto: beritasatu |
INDONESIAKININEWS.COM - Ketua Umum Partai Berkarya, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto menuding penyelenggaraan Pemilu 2019 lalu tak berlangsung secara demokratis.
Hal itu ia sampaikan saat membuka rapat pleno DPP Partai Berkarya di Gedung Granadi, Jakarta, Rabu (8/7).
"Pemilu 2019 sangat tak demokratis," kata Tommy.
Putra penguasa Orde Baru Soeharto itu menuding penyelenggaraan Pemilu 2019 tak berjalan demokratis salah satunya karena banyak penyelenggara pemilu tidak menjalankan tugasnya dengan baik.
Misalnya, ia mencurigai banyak penyelenggara yang tak netral dan justru mengatur perolehan suara untuk pihak tertentu.
"PPK, nyatanya nggak menghitung suara tapi malah mengatur suara," kata Tommy.
Ketidaknetralan penyelenggara pemilu itu, kata dia, sudah dibuktikan dalam bentuk gugatan sengketa Pemilu 2019 yang dibawa calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bersengketa ke Mahkamah Konstitusi (MK). Akan tetapi, kata dia, bukti-bukti itu tak digubris sama sekali oleh MK.
Selain itu, Tommy juga menyatakan ada banyak panitia dan penyelenggara Pemilu 2019 yang meninggal dunia tanpa diketahui sebabnya.
Ia menyatakan kematian itu justru tak ditindaklanjuti oleh pemerintah sampai saat ini.
"Kita ketahui ada 600 penyelenggara meninggal, tapi dianggap seperti binatang yang meninggal, tak ada proses hukum sama sekali," kata dia.
Melihat persoalan itu, Tommy berharap ekses negatif dari penyelenggaraan Pemilu 2019 tak terulang kembali.
Ia menegaskan seharusnya gelaran pemilu pasca reformasi bisa lebih demokratis dan lebih baik ke depannya.
"Ini sangat memilukan dan memprihatinkan kita semua. Selama 22 tahun reformasi, bukan kita lebih baik tapi malah penyelenggaraan pemilu lebih memprihatinkan," kata Tommy.
Sumber: cnnindonesia