INDONESIAKININEWS.COM - Demonstrasi yang melanda Minneapolis, Amerika Serikat (AS), berujung pada aksi penjarahan. Sejumlah titik api t...
INDONESIAKININEWS.COM - Demonstrasi yang melanda Minneapolis, Amerika Serikat (AS), berujung pada aksi penjarahan. Sejumlah titik api terlihat di Minneapolis, Sabtu (30/5/2020) malam.
Salah satunya di atap bank dan kantor pos yang berlokasi dekat dengan toko makanan Halal Tawakal milik Mohammad Abdi (35), seorang warga AS asal Somalia.
Abdi memiliki dua pilihan yang sama-sama sulit, yakni pergi ke jalan dan menghadapi para pengacau dan penjarah berbahaya yang sedang bersiap-siap untuk membakar Toko Makanan Halal Tawakal atau siaga dan menonton mereka menghancurkan mata pencahariannya.
"Saya mengatakan kepada mereka, ini adalah bisnis saya. Ini adalah gedung saya, tolong jangan lakukan itu," kata Abdi, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (31/5/2020). “Saya tidak berteriak, saya tetap tenang. Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya tidak melakukan apa pun pada mereka. Dan, mereka pergi,” kata dia.
Abdi tetap terjaga sepanjang malam hingga memasuki pagi hari untuk mengawasi toko dan Pasar Makanan A&D, toko bahan makanan lain yang dimilikinya di seberang jalan di lingkungan Lyndale, di Minneapolis, di sisi barat daya kota.
Minneapolis memiliki komunitas Somalia terbesar di AS. Abdi mengatakan, bisnisnya tetap utuh berkat sekelompok teman dan pelanggan yang juga berjaga sepanjang malam dan mengusir kelompok pengacau.
“Ini adalah bukti komunitas penduduk yang bersatu padu dari negara asal di Afrika Timur. Saya sangat senang dengan komunitas saya karena membantu saya. Mereka mencintaiku dan percaya padaku," cetus Abdi. (Baca juga: Demonstrasi Meluas, di Beverly Hills Berujung Penjarahan)
Aksi protes damai di Minneapolis berubah menjadi kerusuhan, setelah beredar video tewasnya seorang pria kulit hitam George Floyd akibat perlakuan polisi AS.
Pemerintah federal mengirimkan lebih dari 4.000 personel pasukan Garda Nasional ke Minneapolis. Pihak berwenang mengatakan, jumlah itu akan segera naik menjadi hampir 11.000 personel.
"Situasi di Minneapolis sama sekali bukan tentang pembunuhan George Floyd," kata Gubernur Tim Walz. “Ini tentang menyerang masyarakat sipil, menanamkan rasa takut dan mengganggu kota-kota besar kita,” kata dia.
Beberapa warga mengaku senang melihat kerusuhan perlahan menghilang. “Saya tinggal di sini. Saya belum bisa tidur," kata Iman Muhammad, yang lingkungannya menyaksikan banyak kebakaran terjadi pada Jumat malam.
Muhammad mengatakan, bahwa dia bersimpati dengan protes damai atas kematian Floyd, tetapi tidak setuju dengan kekerasan.
Sumber: sindonews