foto: wartaekonomi INDONESIAKININEWS.COM - Direktur Eksekutif Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens mengaku sudah mengantongi n...
foto: wartaekonomi |
INDONESIAKININEWS.COM - Direktur Eksekutif Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens mengaku sudah mengantongi nama para oposan yang meminta persetujuan kudeta terhadap pemerintahan yang sah di tengah krisis Covid-19.
Dalam keterangannya, Boni menyiratkan tokoh keagamaan seperti Din Syamsuddin juga punya peran.
Menanggapi hal tersebut, Politisi PDI Perjuangan Ruhut Sitompul mengaku tidak tahu menahu tentang upaya kudeta terhadap Presiden Joko Widodo.
Namun, dia menyetujui Din Syamsuddin memiliki kebijakan politik yang kuat sejak zaman Presiden Soeharto masih memimpin Indonesia.
"Waduh. Kalau Din aku enggak tahu lah. Kalau Din dari dulu memang begitu (berambisi), dari zaman Pak Harto sampai sekarang. Ya kita ngertilah. Kalau orang punya, tapi enggak bisa berhasil ya begitulah. Mungkin dia kira-kira Pak Harto, dia naik, tapi nyatanya enggak. Kan gitu saja, "kata Ruhut Sitompul saat dihubungi Tagar, Jumat, 5 Juni 2020.
Enggak usah ada yang disetujui kudeta atau apa. Yang kayak gitu samaku, EGP 'emang gue pikirin.' Rakyat enggak akan ada yang mau mendukung
Kendati Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang sempat berbicara soal wacana pemakzulan presiden, pria yang tenar berkat memerankan tokoh Poltak ini enggan berpikir lebih jauh.
Sebab, di dalam demokrasi hanya ada saja, dan rakyat yang percaya dengan Jokowi dia yakini lebih banyak.
"Ya kalau aku jujur saja. Orang-orang kayak gitu aku hanya melihat 'emang gue pikirin'. Ini demokrasi dan reformasi dikedepankan. Rakyat sudah sangat cerdas," katanya.
Dia yang menyetujui masyarakat Indonesia tidak akan memberikan bantuan kepada siapa pun yang mau mengundurkan diri yang mendukung pemilihan Presiden 2019 lalu.
"Kalian mau jungkir balik, ya jungkir baliklah di situ. Tapi ada enggak didukung rakyat? Gitu saja," kata dia.
Kalau orang sudah berhasil tapi enggak bisa berhasil ya begitulah. Mungkin dia kira jatuh Pak Harto, dia naik, tapi nyatanya enggak.
Kemudian, Ruhut berpartisipasi dalam situasi pandemi Covid-19 ini membahas tentang seluruh orang dan orang-orang yang berselisih di Indonesia
"Kalau aku sekarang, kita sedang melakukan Covid-19. Kita fokus ke situ. Enggak usah ada yang mendukung kudeta atau apa. Yang kayak gitu samaku, EGP 'emang gue pikirin.' Rakyat enggak akan ada yang mau mendukung, "ucapnya.
Mengenai keputusan Boni Hargens yang meminta sudah memegang nama-nama tokoh meyakinkan, Ruhut menyetujui sudah tahu maksud dan tujuan Boni.
"Kita tahulah Boni Hargens, selama ini dia enggak pernah kedengaran, sekarang dia bikin cerita begitu ya biarin saja. Itu kan hak dia, hak demokrasi mau ngomong apa.
Mantan Politisi Partai Demokrat meminta Presiden Jokowi fokus pada penanganan Covid-19, tanpa harus membahas isu pemakzulan yang merancang para tokoh yang mendukung.
"Dari awal sudah kubilang, fokus saja kita untuk menangani Covid-19. Itu lah harapanku. Dan percayalah, Pak Jokowi mulai tapi pasti. Semua pasti bisa diatasi dengan baik bersama pembantunya-pembantunya, jadi kita harus dukung," ucap Ruhut Sitompul.
Sebelumnya, Boni Hargens menyayangkan tokoh seperti Din Syamsuddin ikut dalam kudeta pemerintah.
Menurutnya, tidak bijak jika ikut berkecimpung memperkeruh kolam yang bersih.
Sebab, negara ini membutuhkan negarawan dari segala lapisan yang diperlukan bisa menjadi bangsa besar.
Oleh karena itu tokoh agama dan intelektual adalah panutan masyarakat.
“Dia kan panutan umat, tokoh yang didengar banyak orang. Maka, harus ada keteladanan moral dalam berbicara dan berbicara di ruang publik, ”kata mantan inisiator relawan Jokowi ini dilansir dari JPNN.
Sumber: tagar