INDONESIAKININEWS.COM - Sosok Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma dinilai mirip seperti mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Taja...
INDONESIAKININEWS.COM - Sosok Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma dinilai mirip seperti mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tajahaja Purnama (BTP) atau Ahok.
Hal itu diungkapkan pengamat politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Agus Riewanto.
Agus menilai Risma dan Ahok sama-sama keras namun bersubstansi jelas.
"Orang melihat Risma seperti melihat Ahok, diksinya kasar, tapi substansinya kena," kata Agus kepada Tribunnews.com melalui sambungan telepon, Rabu (3/6/2020).
Selama dua periode menjabat Wali Kota Surabaya, Agus menilai Risma dapat diterima banyak kalangan.
"Selain itu dia vokal, berani, dan berintegritas," ungkapnya.
Agus menilai sosok Risma santun dalam berpolitik.
"Meskipun dikata orang kasar, tapi esensinya mengena," imbuhnya.
Agus menyebut pemimpin seperti Risma jarang dijumpai.
"Pemimpin seperti Bu Risma itu jarang, apalagi perempuan," kata Agus.
Diketahui, Risma pamit kepada warga Surabaya setelah dua periode menjabat.
Pamitan Risma ini disampaikannya saat berpidato di Hari Jadi Kota Surabaya ke-727 melalui media sosial milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Minggu (31/5/2020) lalu.
Agus menilai, sosok Risma bisa menjadi modal besar bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam Pemilu 2024 mendatang.
"Kalau bisa dimanfaatkan PDIP di Pemilu 2024 kan bisa menarik," ujarnya.
Menurut Agus, ciri pemimpin otentik dimulai dari bawah.
"Nah PDIP mestinya mencari kader yang begini untuk kancah nasional, bukan lagi era kader karbitan," ungkap Agus.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut Agus sebagai contoh pemimpin otentik dari bawah.
Jokowi terlebih dahulu menjadi Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta sebelum menjadi presiden.
Agus menilai, ada peluang Risma maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2022 mendatang.
"Bukan tidak mungkin, di level nasional langkahnya seperti Jokowi," ujarnya.
Agus menyebut posisi Gubernur DKI Jakarta bisa dikatakan posisi separuh presiden.
"Kebijakan nasional sangat terkait dengan Jakarta," ungkap Agus.
Agus mengungkapkan, Risma memberi banyak pengaruh dan inovasi selama menjabat Wali Kota Surabaya.
"Tidak hanya mempengaruhi Jawa Timur tapi juga nasional, kebijakan inovasi di Surabaya juga banyak dicontoh daerah lain," ujarnya.
Agus menyebut amat disayangkan jika karier politik Risma berhenti sebagai wali kota.
"Sayang kalau Bu Risma berhenti karier politiknya di Surabaya," ungkap Agus.
Agus mengungkapkan jika PDIP kehilangan sosok Risma maka dapat mengurangi masa pendukung PDIP.
Sementara itu, Agus menilai karier lanjutan Risma tidaklah sebagai Gubernur Jawa Timur.
"Sudah ada Khofifah sebagai gubernur, tidak mungkin dua sosok kuat berada di wilayah yang sama," ungkapnya.
Namun sebelum menuju Pilpres 2024, Agus menilai Risma layak berada di posisi berlevel nasional.
"Bisa di kementerian, bisa di lembaga, atau di staf presiden," ujarnya.
S.Tribunnews