foto: kompas INDONESIAKININEWS.COM - Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara mengungkapkan kendala penyaluran bantuan sosial (bansos)...
foto: kompas |
INDONESIAKININEWS.COM - Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara mengungkapkan kendala penyaluran bantuan sosial (bansos) di masa pandemi Corona.
Juliari menyebut ada kesulitan menyalurkan bansos ke wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) hingga belum siapnya data penerima bansos dari daerah.
Juliari awalnya menjelaskan realisasi penyaluran bansos di tahap pertama dan kedua.
Menurutnya, Kemensos akan berusaha mencapai target serapan penerima bansos hingga 9 juta kepala keluarga (KK).
"Tahap pertama, kurang sedikit dari 8 juta dengan anggaran yang sudah kami salurkan Rp 4,7 triliun dan tahap kedua saat ini realisasinya 87,33 persen dengan anggaran tersalurkan Rp 4,19 triliun," ujar Juliari dalam rapat dengan Komisi VIII DPR, Rabu (24/6/2020).
Juliari lalu menjelaskan kendala penyaluran bansos.
Menurutnya, ada beberapa daerah yang meminta penundaan penyaluran bansos hingga persoalan data penerima.
"Beberapa kendala, masih ada daerah yang belum memenuhi kuota. Ternyata tidak mudah. Jadi, untuk daerah yang bisa memberikan data lebih cepat kepada Kemensos untuk kami salurkan bansos tunainya. Ada juga beberapa daerah yang meminta penundaan penyaluran, mungkin terkait program bansos lainnya yang diberikan di daerah tersebut," jelasnya.
Selain itu, Kemensos menemui kendala dalam penyaluran bansos di daerah 3T.
Juliari meminta agar pencairan bansos 3 tahap untuk wilayah 3T langsung diberikan dalam sekali pengiriman.
"Saya sudah memerintahkan di daerah 3T ini, remote area ini, pencairannya langsung 3 tahap. Jadi, tidak perlu bolak-balik, jauh harus nyeberang, mahal diongkos, nanti pulang uangnya tinggal setengah. Jadi, saya minta PT Pos kita hantam sekali saja selesai, tidak perlu bolak-balik mengambil, kasihan karena medannya luar biasa," ujar Juliari.
Tak hanya itu, penyaluran bansos di masa pandemi Corona ini disebut Juliari juga menemui kendala.
Menurutnya, Kemensos pernah menerima complain karena pembagian bansos itu menimbulkan kerumunan.
"Kami juga pernah dikomplain beberapa kali karena berdesak-desakan, sehingga harus diatur lagi untuk mengikuti protokol kesehatan COVID-19," ungkapnya.
Juliari menyebut pihaknya terus mengupayakan agar penyaluran bansos optimal.
Sisa kuota bansos dari daerah yang data penerimanya belum siap juga dialihkan ke daerah lain untuk mempercepat penyaluran.
"Kami mengalihkan sisa kuota yang ternyata tidak siap dengan alokasi ke daerah lain, sehingga kalau kita menunggu terlalu lama dari daerah tersebut tidak mengirimkan data, kami infokan, alihkan ke daerah lain yang siap untuk percepatan," ujar Juliari.
Sumber: detik