INDONESIAKININEWS.COM - Kabar menggembirakan datang di tengah-tengah pandemi Covid-19 atau Corona yang belum berakhir ini. Universitas Ai...
INDONESIAKININEWS.COM - Kabar menggembirakan datang di tengah-tengah pandemi Covid-19 atau Corona yang belum berakhir ini. Universitas Airlangga (Unair) Surabaya bersama mitranya telah memproduksi ratusan ribu obat Covid-19.
Ratusan ribuan obat telah diuji kombinasinya dan memiliki keefektifan dalam menghentikan infeksi Covid-19.
Rektor Unair, Prof Moh Nasih menjelaskan, kombinasi obat yang pertama yaitu Lopinavir, ritonavir dan azitromisin. Kombinasi kedua Lopinavir, ritonavir dan doksisiklin.
Ketiga Lopinavir, ritonavir dan klaritromisin. Keempat Hidroksiklorokuin dan azitromisin serta kelima Hidroksiklorokuin dan doksisiklin.
Obat-obat tersebut menjadi obat program yang belum didistribusikan secara bebas dan diperjualbelikan.
"Obat-obat ini sudah kami berikan ke Jakarta yang merupakan mitra kami. Kami juga koordinasi dengan gugus tugas agar diberikan ke rumah sakit yang membutuhkan," urai Nasih.
Tentunya pendistribusian ini diberikan pada beberapa rumah sakit yang ditunjuk untuk penanganan Covid-19. Pendistribusiannya, ditegaskan Prof Nasih bersifat rekomendari dari dari gugus tugas.
"Jadi memang tidak semua dokter butuh, jika dokternya merasa butuh dan yakin untuk meresepkan obat ini maka akan didistribusikan," lanjutnya.
Sistem pendistribusian ini dikatakan Guru besar FEB Unair ini belum bisa dilakukan secara bebas karena untuk jadi obat bebas harus memiliki izin edar masih dalam proses lebih lanjut.
"Akhir Juni baru kami lakukan uji klinis, uji klinis ini dibutuhkan jika memang obat kombinasi ini dijadikan obat tunggal dan dipasarkan bebas," urainya.
Dikatakan Prof Nasih, dokter memiliki wewenang meresepkan obat kombinasi ini karena obat tersebut sudah beredar dipasaran dan berBPOM.
"Sebelumnya dokter juga ada yang sudah memakai obat-obat ini. Dan pengujian kami sudah menguji obat-obat ini bisa menghentikan peredaran Covid-19," pungkasnya.
Sejumlah kombinasi obat ini dikatakan Prof Nasih bisa memberikan reaksi dari 24 jam hingga 72 jam.
S. Tribunnews