foto: solopos INDONESIAKININEWS.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengingatkan para bupati dan camat, pandemi Covid-19 merupak...
foto: solopos |
INDONESIAKININEWS.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengingatkan para bupati dan camat, pandemi Covid-19 merupakan momen bagi para pemimpin mengabdi pada rakyatnya.
Mereka yang mengeluh lelah dengan penanganan Covid-19, lanjut Ganjar Pranowo, baiknya mengundurkan diri dari jabatannya.
Hal ini disampaikan Ganjar Pranowo saat seminar daring Indonesian Public Institute (IPI) bertajuk 'Era New Normal: Indonesia Optimistis Versus Indonesia Terserah,' Kamis (4/6/2020).
"Bupati, camat, semuanya lelah."
"Hari ini Anda yang mengeluh capek, mundur, ganti saja."
"Ini saatnya Anda bekerja dan mengabdi kepada masyarakat."
"Bukankah Anda menjadi pemimpin untuk mengabdi pada masyarakat?" tanya Ganjar Pranowo.
Ganjar Pranowo kemudian meminta agar para kepala daerah berhenti mengeluh di pandemi Covid-19 ini.
Para kepala daerah yang kelelahan dan terus mengeluh, disarankan Ganjar Pranowo mencari gaya memimpin yang menyenangkan.
"Hentikan keluhan, kita harus cari gaya memimpin yang menyenangkan di tengah situasi ini," tegas Ganjar Pranowo.
Ganjar Pranowo juga menjelaskan soal kemungkinan penerapan new normal atau kenormalan baru di Jawa Tengah.
Menurutnya, kenormalan baru akan diterapkan bila kurva kasus Covid-19 di Jawa Tengah sudah menurun signifikan.
"Sudah saya omongkan, semua ukurannya adalah kurva. Kurva kami belum turun drastis."
"Saya datang untuk mengingatkan, mungkin tidak hari ini tapi kalian harus siap," tegasnya.
Ganjar Pranowo juga menyatakan, Jawa Tengah saat ini belum siap memasuki era kenormalan baru.
Ia pun turut mengingatkan agar warganya mematuhi peraturan PSBB dan PKM.
"Sori kalau kalian (warga Jawa Tengah) masih nekat, Satpol PP akan datang, kamu tak jitak."
"Jawa Tengah perlu latihan dulu," jelas Ganjar Pranowo.
Ganjar Pranowo berpendapat, masyakarat yang ia pimpin perlu latihan terlebih dahulu sebelum memasuki era new normal atau kenormalan baru.
Latihan diperlukan sebagai upaya pembiasaan masyarakat Jawa Tengah dengan pola hidup baru di era new normal.
Ganjar bercerita, di tengah PSBB ataupun Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) yang masih efektif berlaku, warga Jawa Tengah masih ngeyel.
Tingkat kengeyelan warga Jawa Tengah, menurut Ganjar, yang paling tinggi dibanding wilayah lainnya.
Banyak dari mereka melanggar beragam peraturan yang ada dalam PSBB ataupun PKM.
"Tingkat kengeyelannya masyarakat masih tinggi."
"Jawa Tengah harus latihan dulu sebelum memasuki new normal," ungkap Ganjar dalam diskusi Indonesia Optimis vs Indonesia Terserah UPI di aplikasi Zoom, Jumat (4/6/2020).
"Kemarin ketika kita meminta mereka salat di rumah, faktanya tidak."
"Tiap hari, ribuan di Jateng yang masih salat. Itu informasi intilejen. Maka apa? kita press lagi pelan-pelan," sambung Ganjar.
Ganjar menjelaskan, proses pembiasaan dengan new normal akan memakan waktu panjang.
Sekalipun mudah dimengerti normal baru berarti ada pakaian baru.
"Normal baru ada pakaian baru, namanya masker."
"Berjarak, ada yang harus kamu miliki pada diri sendiri."
"Sehat, jaga diri sendiri. Kelompok rentan geser dulu, jaring pengaman sosial," ujar Ganjar.
Sumber: wartakota