INDONESIAKININEWS.COM - Kelompok hak asasi manusia (HAM), Amnesty International, memuji aksi para nelayan di Aceh yang berhasil menyelama...
INDONESIAKININEWS.COM - Kelompok hak asasi manusia (HAM), Amnesty International, memuji aksi para nelayan di Aceh yang berhasil menyelamatkan 94 orang pengungsi Rohingya, 30 di antaranya anak-anak.
Aksi heroik para nelayan tersebut terjadi pada Kamis (25/6), setelah pemerintah daerah Lhokseumawe enggan menerima para pengungsi karena khawatir akan Covid-19.
Marah dengan keputusan pemerintah daerah, penduduk akhirnya melakukan aksinya sendiri dengan mengevakuasi para pengungsi Rohingya yang terombang-ambing di laut.
"Ini murni karena alasan kemanusiaan. Kami sedih melihat anak-anak dan wanita hamil terdampar di laut," ujar seorang nelayan, Aples Kuari. Mengapresiasi aksi para nelayan, Amnesty Internasional memuji solidaritas kemanusiaan mereka.
"Diselamatkannya pengungsi Rohingya adalah momen optimisme dan solidaritas," ujar Direktur Eksekutif Indonesia, Usman Hamid mengutip Al Jazeera.
"Itu adalah penghargaan bagi masyarakat di Aceh yang berani mengambil risiko sehingga anak-anak, perempuan dan laki-laki ini dapat dibawa ke pantai. Mereka telah menunjukkan yang terbaik dari kemanusiaan," lanjutnya.
Sementara itu, Human Rights Watch pada Jumat (26/6) meminta agar ASEAN untuk lebih memberikan perhatian pada pengungsi Rohingya dengan mengadopsi berbagai langkah nyata.
"Para pemimpin ASEAN, yang hampir tidak melakukan apa-apa selama bertahun-tahun, harus secara dramatis memikirkan kembali pendekatan mereka terhadap krisis Rohingya," ujar Human Rights Watch untuk Asia, Brad Adams.
Negara-negara tetangga seperti Indonesia dan Myanmar merupakan tujuan para pengungsi Rohingya untuk mendapatkan suaka.
Di Bangladesh sendiri, sudah ada sekitar satu juta pengungsi Rohingya yang tinggal di kamp-kamp.
Para pengungsi meninggalkan rumah mereka yang berada di negara bagian Rakhaine, Myanmar barat karena penumpasan militer atau bahkan dianggap sebagai sebuah aksi genosida.
S. Rmol