foto: detik INDONESIAKININEWS.COM - Amien Rais dan Putrinya, Hanum Salsabiela Rais,memberikan tanggapan soal 'new normal' ter...
foto: detik |
INDONESIAKININEWS.COM - Amien Rais dan Putrinya, Hanum Salsabiela Rais,memberikan tanggapan soal 'new normal' terkait pandemi Corona.
Melalui sebuah unggahan di Instagramnya beberapa waktu lalu, Hanum menuliskan hal panjang tentang istilah 'new normal' yang akan dipakai oleh pemerintah setelah pandemi Corona berakhir.
Hanum justru mempertanyakan soal maksud dan tujuan pemakaian istilah tersebut.
Kita dapat menikmati arti buka puasa saat kita sudah berjibaku seharian dengan terik panas, dahaga, lapar, menahan amarah dan tak lupa melakukan amalan ibadah sepanjang hari, bertadarus, shalat sunah, sedekah dll.
Intinya kenikmatan orang berbuka atau berlebaran oleh karena ia berjerih payah tak kenal lelah, penuh pengorbanan.
Sebagaimana berbuka dan lebaran,
NEW NORMAL seharusnya diterapkan setelah kita (pemerintah dan masyarakatnya) berjibaku melawan Corona.
Tidak angin anginan, tidak setengah hati, harus tegas, harus taat, harus tunduk,
jangan membuat aturan atau kedisplinan bagaikan pagi dele sore tempe besoknya lagi tahu.
Tahu-tahu sudah lah kini menjulang tinggi
Apa jadinya jika kita tidak menempuh perjuangan, tidak ada pengorbanan lalu meminta ayo lebaran?
Di titik mana kita bisa menikmati NEW NORMAL itu?
Mungkin salah satu aspek NEW NORMAL yang dimaksud (diluar protokol kesehatan) salah satunya: Pasrah?
Ingat, pasrah atau tawakkal itu beda dengan menyerah.
Dan pasrah pada Allah itu adalah terminal akhir setelah bersungguh-sungguh.
Seperti saat kita di atas udara, di ketinggian puncak,
dengan keyakinan bahwa segala hal yang tidak kita tahu sudah diupayakan sebelumnya oleh maskapai, pilot,
termasuk para penumpangnya hingga tatkala turbulensi kencang menggoyang,
kita hanya bisa pasrah dan berdoa.
Wallahu a'lam bissawwab
Kata Amien Rais soal New Normal
Amien Rais memberikan tanggapannya terkait istilah 'New Normal'.
Menurutnya, terjadi kesalahpahaman mengenai istilah new normal atau normal baru yang sebenarnya dengan apa yang direncanakan oleh pemerintah Indonesia.
"Ada para scientist yang mengingatkan istilah New Normal adalah misleading, salah arah dan sesungguhnya ada pengelabuhan," kata Amien.
"Mohon maaf ini kata mereka dan saya setuju," lanjutnya.
Menurutnya, istilah tersebut seharusnya dipengaruhi dengan adanya norma atau standar lainnya.
Ia menyebut, tak ada norma yang berkaitan dengan istilah new normal ini.
"Dikatakan sesungguhnya itu bukan new normal, tapi itu we have to straight normal forever dan kita lanjutkan yang normal itu selamanya, karena apa yang normal itu biasanya ada standarnya, ada norma-norma, ada pola-pola yang reguler, dan tentu ada poin rujukan referensi, ini tak ada sama sekali," imbuhnya.
Amien pun mengimbau agar kata-kata new normal tak lagi dipakai.
Ia mengkhawatirkan hal tersebut akan bisa mengelabuhi dirinya sendiri.
"Karena itu, jangan dipakai lagi. Ini bisa ngelabuhi kita sendiri, termakan hasutan kita kemudian apapun dianggap normal," jelas Amien.
Meski demikian, Amien paham maksud pemerintah dalam menerapkan new normal saat pandemi.
Ia mengartikan maksud pemerintah sebagai mekanisme kerja pegawai negeri saat masa darurat kesehatan akibat Covid-19.
"New normal setelah virus mereda yaitu pegawai negeri tetap pakai masker, tetap jaga jarak, ada waktunya di rumah, ada waktunya di kantor, dan sebagainya," pungkasnya.
Sumber: tribunnews