foto: aminef INDONESIAKININEWS.COM - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah yang juga merupakan mantan anggota MPR, Prof. Din Syamsuddin se...
foto: aminef |
INDONESIAKININEWS.COM - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah yang juga merupakan mantan anggota MPR, Prof. Din Syamsuddin sempat mengungkap kritikannya selama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dilansir TribunWow.com, dari tayangan YouTube Refly Harun, Selasa (12/5/2020), Din Syamsuddin mengatakan bahwa ada banyak yang perlu dikoreksi dari pemerintahan Jokowi.
Pertama, yang menjadi perhatian adalah soal Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
"Nah pada pemerintahan Jokowi periode kedua ini pada hemat saya bermula dan memulai dari catatan, dari sesuatu yang patut kita catat terutama proses Pilpres itu sendiri," ujar Din.
Selain itu, Din juga menyoroti pilihan Jokowi dalam menentukan menteri kabinet.
"Sampai kepada staffing, seperti kepada staffing cabinet, sampai kepada hubungan oligarki, dengan klektokrasi," lanjutnya.
Din lantas menyingung adanya ketidak seriusan Jokowi dalam melawan tindakan kleptokrasi (pemerintah yang mencuri uang rakyat untuk kepentingan kelompok tertentu) dan oligarki.
Din mengaku, dirinya juga sudah sering membahas percakapan dengan Jokowi terkait masalah tersebut di ceramah-ceramahnya.
"Soal ketaksungguhan termasuk dalam menghadapi kleptokrasi dan oligarki."
"Boleh juga di (channel) ini karena juga sudah sering saya sebut dalam ceramah," ujar Din.
Din menjelaskan bahwa dirinya pernah suatu ketika diundang ke Istana.
Jokowi meminta tolong dirinya untuk membantu memberantas tindakan kleptokrasi misalnya para mafia.
"Beliau itu dulu pernah ya waktu saya waktu saya memimpin PP Muhammadiyah ke Istana."
"Beliau pakai baju militer itu, minta tolong kepada PP Muhammadiyah untuk membantu pemerintah menghadapi dan mengatasi mafia," ceritanya.
Bahkan, mafia itu ada dalam berbagai bidang.
"Dan disebutkannya mafia itu dari satu sampai dengan mafia beras, gula, garam, daging sampai mafia ke penyidikan itu jumlahnya belasan, kami bilang siap," lanjutnya.
Namun, Din terheran mengapa mafia sekarang makin merajalela yang dapat merusak tatanan pemerintahan yang baik.
"Tapi apa yang terjadi mafia merajalela, mafia semakin merajalela," ujar Din.
"Itu mafianya berganti atau mafianya sama prof?," sela Refly Harun.
"Saya bukan mafialogi kita bukan mafiaologui, kriminologi, tapi kenyataanya ada masih kuat, dan ini akan merusak tatanan good governance," kritiknya.
Selain itu, Din menyebut ada pihak-pihak yang ingin mencari keuntungan dari Jokowi.
Din menilai itu orang-orang itu bukan penumpang gelap namun memiliki niatan yang salah.
"Yang kedua ternyata ada pihak-pihak yang sebenarnya ingin mencari keuntungan dari posisinya di kehidupan negara ini."
"Terang-terangan bahwa di awal di belakang untuk mendukung sebuah proses jadi bukan free riders, ya malintention," katanya.
Mantan Utusan Khusus Jokowi ini menyimpulkan, sebenarnya Presiden ke-7 RI itu sosok yang baik.
Namun, Jokowi disebut tak mampu mengatasi orang-orang di sekitarnya.
"Nah, ini yang pada hemat saya Pak Jokowi itu orang baik saya tahu, saya sering berinteraksi dengan Beliau selama jadi utusan khusus setahun lebih."
"Cuma saya bilang 'Bapak ini orang baik tapi saya lihat Bapak ini tidak mampu mengatasi orang-orang buruk di sekitarnya, Beliau diam saja," ucapnya.
Din menambahkan yang terpenting baginya sempat menyampaikan hal-hal yang benar bagi Jokowi.
Sumber: tribunnews