foto: tagar INDONESIAKININEWS.COM - Diskusi bertajuk “Persoalan Pemecatan Presiden di Tengah Pandemi Ditinjau dari Sistem Ketatanegara...
foto: tagar |
INDONESIAKININEWS.COM - Diskusi bertajuk “Persoalan Pemecatan Presiden di Tengah Pandemi Ditinjau dari Sistem Ketatanegaraan” di UGM menuai pro kontra di kalangan akademisi.
Ada yang pro, namun tak sedikit pula yang menolak. Salah satunya Dosen Fakultas Teknik Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), Ir. KPH. Bagas Pujilaksono Widyakanigara, M.Sc, Lic, Eng, Ph.D.
Dalam tulisannya yang beredar di grup WhatsApp (WA), Bagas Pujilaksono menyebut diskusi yang dimotori mahasiswa Fakultas Hukum UGM itu merupakan gerakan makar yang harus ditindak.
“Inikah demokrasi, pada saat bangsanya sibuk bergotong-royong mengatasi pandemi Covid-19, kelompok sampah ini justru malah mewacanakan pemecatan Presiden. Ini jelas makar dan harus ditindak tegas,” kata Bagas.
Ia menyebut para kelompok sampah itu berani melakukan gerakan makar dengan modal mulut besar.
“Tabu berwacana Pemecatan Presiden pada kondisi pandemi saat ini. Lebih-lebih, kelompok sampah ini hanya bermodal mulut besar, tidak melakukan apa-apa kecuali menyebar kebencian dan membuat kegaduhan politik di masyarakat,” tambahnya.
Berikut ini tulisan Bagas Pujilaksono yang beredar di media sosial dan grup WA:
Dengan hormat.
Ada gerakan makar yang sedang dibangun di Yogyakarta lewat acara seminar yang temanya Wacana Pemecatan Presiden di Tengah Pandemi Covid-19. Poster seminar terlampir. Lebih memalukan lagi iklan seminar tersebut dimuat di situs web Universitas Gadjah Mada.
Inikah demokrasi, pada saat bangsanya sibuk bergotong-royong mengatasi pandemi Covid-19, kelompok sampah ini malah sebaliknya mewacanakan pemecatan Presiden. Ini jelas makar dan harus ditindak tegas.
Apa yang salah dengan Presiden Jokowi? Apakah Presiden khawatirianati UUD 1945, NKRI dan Pancasila dalam mengatasi pandemi Covid-19 di Tanah Air?
Presiden sigap, dan terbuka soal data Covid-19, termasuk penggunaan anggaran dan penanganan ekonomi dan sosial akibat pandemi di masyarakat.
Tabu berwacana Pemecatan Presiden pada kondisi pandemi saat ini. Lebih-lebih, grup sampah ini hanya bermodal mulut besar, tidak melakukan apa-apa selain menyebarkan kebencian dan membuat kegaduhan politik di masyarakat.
Sekali lagi ini makar, harus ditindak tegas.
Akademisi Universitas Gadjah Mada
Sumber: pojoksatu