foto: terasjabar INDONESIAKININEWS.COM - Viral video seorang pria bernama Endang Wijaya, warga Kota Bogor yang ngamuk kepada petugas ...
foto: terasjabar |
Pria berkacamata itu marah kepada seorang Polisi Militer dan petugas Dinas Perhubungan, yang tengah bertugas melakukan penyekatan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB).
"Saya hormati aturan. Tapi aturan Allah saya lebih junjung tinggi," ucap pria tersebut dalam penggalan video yang diterima TEMPO, Minggu, 3 Mei 2020.
Kepala Bidang Lalulintas Dishub Kota Bogor, Dody Wahyudi, membenarkan hal tersebut dan sangat menyayangkan sikap arogansi pria tersebut yang justru malah memaki dan memarahi petugas, dengan membawa nama agama dan Tuhan.
Dody menyebut setelah mengkonfirmasi kepada petugasnya di pos Empang, sejak diberhentikan oleh petugas pria tersebut sudah marah di dalam mobil.
"Dia marah-marah sejak di dalam mobil. Karena gak enak di tengah jalan, akhirnya dipinggirkan. Eh marah-marah kek gitu, ampe uratnya keluar," kata Dody.
Musabab pria tersebut marah-marah, menurut Dody karena tidak menerima diperintah oleh petugas untuk memindahkan istrinya dari kursi depan ke kursi belakang kendaraannya.
Sebab, menurut Dody, permintaan itu pun karena petugas sedang menjalankan PSBB. "Apalagi PSBB tahap II ini, kami diminta lebih ketat dan tegas," kata Dody.
Dody mengatakan seharusnya pria yang diketahui sebagai lulusan Sarjana Hukum dan berdomisili di Tamansari, Kabupaten Bogor itu, seharusnya lebih tahu akan peraturan dan SOP yang diterapkan petugas.
Selain itu Dody juga mengatakan polah pria tersebut juga membuat malu diri sendiri.
Karena pria itu mengaku sangat taat beragama dan membawa-bawa nama Tuhan tapi terus mengumpat dan memarahi petugas. "Belum lagi pengendara lain yang lewat ngeliatin, harusnya malu," kata Dody.
Penelusuran Tempo, melalui Broadcast di sosial media, pria tersebut mengaku sebagai Alumni SMA 1 angkatan 90' menyampaikan klarifikasi di WA group Smansa. Berikut klarifikasinya:
"Ini penjelasan Endang Wijaya Smansa 90 terkait video yang beredar ya:
Tadi pagi sekitar jam 7-an saya nganter istri mau ke pasar, di lampu merah pertigaan Empang, istri saya dipaksa pindah duduknya dari depan ke belakang. Saya di mobil berdua saja.
Saya jelasin ini istri saya, kalau orang lain tidak apa-apa duduknya di belakang.
Petugas Dishub sama PM maksa, saya disuruh parkir, disuruh keluar mobil, diminta KTP, pelat mobil saya difoto. Tetep istri saya harus pindah duduk ke belakang, atau balik lagi ke rumah. Ya saya bertahan....
Sementara pengendara yg lain termasuk yg pada naik motor boncengan dibiarkan saja...
Mudah2an memberikan penjelasan dan dapat dimaklumi."
Sumber: tempo