foto: moeslimchoice INDONESIAKININEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sempat menjadi bahan pembicaraan karena disentil oleh...
foto: moeslimchoice |
INDONESIAKININEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sempat menjadi bahan pembicaraan karena disentil oleh tiga menteri soal bansos yang disebut tidak tepat sasaran.
Tiga menteri itu antara lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Sosial Juliari Batubara, dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.
Hadir di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) Selasa (12/5/2020), Anies Baswedan lantas menyayangkan hal tersebut.
Mulanya, Anies menjelaskan bahwa pihaknya memberikan bansos menurut data orang miskin sebelum Virus Corona terjadi.
"Nah data yang kita miliki kemarin adalah data awal, jadi pendekatan yang saya putuskan kemarin."
"Kita kerjakan dulu sekarang dengan catatan kita ada 1,94 juta keluarga ini, itu dibagikan," ujar Anies.
Sedangkan untuk memperbarui data orang tidak mampu yang baru akibat Virus Corona, ia meminta tolong para Ketua RW di Jakarta.
"Kemudian setiap RW diberikan form untuk mereka menambahkan orang-orang yang semula belum masuk kategori miskin dan membutuhkan karena kondisi perekonomian, mereka jadi membutuhkan, ditambahkan."
"Jadi dengan cara seperti itu maka kita akan memperkaya data kebutuhan atas pangan bagi keluarga-keluarga di Jakarta," jelasnya.
Anies terpaksa menggunakan data lama terlebih dahuku lantaran keadaan mendesak agar menghindari terjadinya kelaparan di Jakarta.
"Jadi kita lakukan itu, jadi dengan 1,94 (juta) itu jalan dulu, kalau itu kita tidak lakukan, kita sempurnakan data dulu, proses penyempurnaan data itu tidak mungkin bisa seiring dengan warga yang lapar."
"Kalau warga ada yang lapar sementara kita menyempurnakan data dulu, enggak nyambung, prioritas utamanya adalah warga kita enggak ada yang kekurangan pangan," jelasnya.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menegaskan, hanya 1,6 persen bansos tidak tepat sasaran.
"Kirim dulu sekarang, pastikan itu dapat, ada 1,6 persen yang meleset, 98,4 itu tepat."
"Kalau ini boleh menyampaikan 1,6 persen dari 1,2 juta disusun dalam waktu cepat, angka 1,6 itu angka yang prosentase yang cukup kecil sesungguhnya," katanya.
Sehingga ia menyanyangkan soal mengapa hanya sebagian kecil yang disorot.
Sedangkan, 98,4 persen bansos tepat sasaran tidak disorot.
"Tetapi memang kenapa mesti jadi drama, 2-3 orang diwawancara, 2-3 orang bercerita seakan-akan semua."
"98,4 persen yang menerima dengan tepat, tidak diwawancara dan tidak menjadi berita," ucapnya.
Meski demikian, Anies mengakui bahwa 1,6 persen tidak tepat sasaran itu harus tetap diakui.
"Tetapi harus diakui itu harus disempurnakan dan kami sejak awal mengakui ada 1,6 itu tidak tepat dan itu kami koreksi, kami koreksi dengan cara ketua RW-RW menyampaikan," lanjutnya.
Sumber: tribunnews