foto: mediaindonesia INDONESIAKININEWS.COM - Dosen Komunikasi Universitas Indonesia, Ade Armando menyinggung cara Presiden Joko Wido...
foto: mediaindonesia |
INDONESIAKININEWS.COM - Dosen Komunikasi Universitas Indonesia, Ade Armando menyinggung cara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam memberi pernyataan ke publik.
Ade mengakui bahwa Presiden tidak cukup baik dalam memberikan pernyataan.
Hal tersebut diungkapkan Ade Armando saat menjadi narasumber di acara Rosi Kompas TV pada Kamis (28/5/2020).
Sebelum mengatakan bahwa Jokowi tidak bagus dalam komunikasinya, Ade Armando sempat mengucapkan pernyataan maafnya.
"Maaf-maaf kepada Pak Jokowi, Pak Jokowi bukan seorang pemimpin yang pintar artikulatif."
"Pintar arkulatif, pintar-pintar menyampaikan gagasan-gagasaannya," ujar Ade.
Menurut dia, perlu orang lain yang bisa menerjemahkan maksud Jokowi sebelum disampaikan kepada masyarakat.
"Bukan orator memang bukan, siapapun akan mengakui itu."
"Harus ada orang yang menterjemahkan, melanjutkannya pada publik," ungkapnya.
Terkait New Normal, Ade mengungkapkan bahwa bagaimanapun kurva Covid-19, kehidupan harus tetap berlanjut.
"Nah apa yang tadi disampaikan contohnya ini kan isunya bukan sekedar bahwa besok atau minggu depan, enggak."
"Harus ada orang yang bisa menjelaskan kepada publik bahwa kalau kita memang tidak mungkin terus menerus PSBB, walaupun kurvanya seperti apapun ya itu adalah karena kita enggak sanggup ," jelasnya.
Lalu, ia menyinggung banyaknya orang yang sudah di-PHK akibat Covid-19.
"Kita akan mati, orang bangkrut, orang di PHK 3 juta seterusnya dan seterusnya," sambungnya.
Terkait ucapan Jokowi soal berdamai dengan Virus Corona, Ade merasa bahwa hal itu akan sulit dipahami oleh masyarakat.
Sehingga harus ada yang mampu menerjemahkan.
"Kalimat itu kan rumit pemahamannya, damai itu apa ya, tapi harus ada yang bilang," kata dia.
Lalu, ia menyinggung soal ramai tagar ;Indonesia Terserah; karena juga faktor kebijakan pemerintah.
Namun, Ade menegaskan bahwa jika terus seperti ini maka orang bisa kelaparan.
"Kita 3 bulan ya sesudah tiga bulan itu mati, semua mati, Anda mau bilang terserah, terserah, saya juga bisa bilang semua terserah, mati semua," kata dia.
Lihat videonya mulai menit ke-18:06:
Ade Armando Nilai Jokowi ke Mall Tak Bisa Dianggap Hanya Spontan
Dalam kesempatan yang sama, Rosianna Silalahi sebagai presenter meminta tanggapan Ade Armando soal Jokowi ikut meninjau langsung persiapan penerapan New Normal di Summarecon Mall Bekasi pada Selasa (26/5/2020).
Rosi bertanya bisa saja Jokowi turun langsung meninjau mall sesuai dengan karakternya selama ini yang suka blusukan.
Ade Armando menjawab, itu tidak bisa terjadi di saat-saat krisis seperti saat pandemi Covid-19 ini.
"Tapi kan knowing Pak Jokowi ini kan orangnya sangat spontan buat mereka yang dekat dengan Pak Jokowi, Pak Jokowi ini kan senang segala sesuatu yang bersifat alamiah, blusukan," tanya Rosi.
"Enggak bisa, Mbak Rosi enggak bisa."
"Excuse me, ini krisis kita bahkan di komunikasi ada crysis communication, komunikasi krisis, komunikasi krisis itu bukan bussines as usual," jawab Ade.
Menurutnya, apapun yang dilakukan saat krisis seperti ini dilakukan dengan matang.
"Kita kamu harus merancangnya semendasar mungkin, sehati-hati mungkin," ujarnya.
Lalu, Ade mengkritisi New Normal yang akan diterapkan pada mall-mall.
Menurutnya seharusnya ada penjelasan terlebih dahulu secara detail kepada masyarakat.
Harus ada penjelasan mengapa New Normal segera diterapkan.
"Kayak tadi dikatakan soal sebelum dinyatakan ini dimulai di bekasi ada New Normal harus ada sebuah penjelasan yang cukup bisa masuk di akal oleh semua masyarakat."
"Bahwa kenapa New Normal harus dimulai sekarang, apa harga yang harus dibayar kalau ini ditunda," kata dia.
Pada akhirnya orang bisa setuju atau tidak soal New Normal, namun penjelasan itu wajib diberikan kepada masyarakat.
"Anda boleh setuju atau tidak setuju tapi harus ada penjelasannya kalau besok ada yang marah saya bisa ng-refer."
"Kemarin sudah saya jelaskan," sambung Ade.
Sumber: tribunnews