INDONESIAKININEWS.COM - Warga di salah satu RW Kelapa Gading, Jakarta Utara, menolak pemberian bantuan paket sembako bantuan sosial (ba...
INDONESIAKININEWS.COM - Warga di salah satu RW Kelapa Gading, Jakarta Utara, menolak pemberian bantuan paket sembako bantuan sosial (bansos).
Penolakan itu lantaran warga merasa sasaran bantuan kurang tepat.
Hal itu dikonfirmasi oleh Wali Kota Jakarta Utara, Sigit Wijatmoko.
Menurutnya, itu terjadi di RW 07 Kelurahan Kelapa Gading Barat.
Tak kurang dari 22 paket sembako dikembalikan ke Pemprov DKI.
“Warga RW 07 Kelurahan Kelapa Gading Barat. (yang dikembalikan) sebanyak 22 paket,” ungkap Sigit saat dikonfirmasi kumparan, Kamis (16/4).
Sigit menerangkan, warga yang mengembalikan paket sembako beralasan, ada warga lainnya yang lebih membutuhkan bantuan paket sembako tersebut.
Karena itu, warga menitipkan lagi paket sembako itu ke Ketua RW setempat, untuk dikembalikan dan didistribusikan lagi kepada warga yang berhak melalui PD Pasar Jaya.
“Jadi beberapa warga yang menitipkan kembali bansosnya melalui Ketua RW kepada Pasar Jaya/Pemprov atas inisiatif dan kepedulian warga kepada mereka yang lebih membutuhkan,” terang Sigit.
“Jadi semua atas inisiatif dan kepedulian warga yang secara jujur menilai dan mendahulukan warga yang lebih terdampak,” sambungnya.
Terlepas dari itu, Sigit meyakini distribusi bansos di wilayah Jakarta Utara sejauh ini berlangsung lancar.
Menurutnya, warga mengapresiasi bantuan pemerintah.
Mengenai adanya warga yang mengembalikan bantuan karena merasa tak berhak, Sigit mengatakan hal itu bentuk kesadaran dan inisiatif warga.
Adapun terkait pendataan warga penerima bansos, menurut Sigit, sudah disusun oleh tim di tingkat provinsi.
“Pendistribusian bansos saat ini didasarkan pada data yang disusun oleh Tim Pemprov,” ujarnya.
Sebelumnya, anggota Fraksi PDIP DPRD DKI, Gilbert Simanjuntak, menilai masih ada masalah dalam hal distribusi bantuan sosial kepada warga Jakarta.
Menurutnya, pembagian bansos kurang tepat sasaran. Penyebabnya bansos yang diperuntukan bagi warga miskin dan berpotensi miskin sempat dibagikan ke warga yang mampu.
Dia mengungkapkan ada kasus di salah satu RW di Kelapa Gading yang pembagian bansos ditolak oleh warga.
Warga di sana yang berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas merasa tak berhak menerima bansos.
"Kita merasa pemberian bansos belum tepat sasaran karena kejadian di Kelapa Gading membuktikan hal tersebut. Satu RW menolak, karena merasa mampu, kabarnya rumah termurah di situ Rp 7 M," ujar Gilbert saat dihubungi, Kamis (16/4).
Sumber: kumparan