foto: liputan6 INDONESIAKININEWS.COM - Program Matanajwa dengan topik terkait virus covid-19 kali ini benar-benar menguras air mata. ...
foto: liputan6 |
INDONESIAKININEWS.COM - Program Matanajwa dengan topik terkait virus covid-19 kali ini benar-benar menguras air mata.
Terutama saat melakukan wawancara live dengan petugas pemakaman, Muhammad Nursyamsurya.
Ia sedih tatkala membicarakan masih banyak warga Jakarta yang tak mau mengerti bahaya pandemi virus corona dengan masih berkeliaran di jalan.
Juga saat membicarakan sebentar lagi memasuki Ramadan dan Idul Fitri dimana ia juga punya kehidupan sementara belum tahu sampai kapan wabah tersebut akan berakhir.
Sang petugas tak bisa menahan tangisannya.
Seperti ditayangkan akun twitter @TRANS7, Najwa Shihab selaku presenter Mata Najwa mengawali pertanyaan seberapa sering mengurus jenazah sejak pandemi corona?
Pak Syam, demikian Najwa Shibah memanggil kemudian menjawab, "Ya mbak Nana semenjak wabah ini, kami lebih banyak pekerjaan. Mengurus jenazah seluruh Jakarta."
Setiap hari frekwensi terima telepon tambah banyak. Sehari bisa mengurus puluhan jenazah.
Syam kemudian menjelaskan bahwa dia tak sendiri dalam mengurus jenazah covid-19, namun ada beberapa bagian bersama kawan-kawannya.
Ada bagian yang mengurus pemakaman, membawanya dengan mobil ambulans, dan petugas yang melakukan penguburan.
Menurut Syam, ia dan petugas lainnya ikhlas menjalankan pekerjaan itu karena memang tugas, yang harus dijalankan.
Awalnya mereka menganggap biasa dengan banyaknya jumlah jenazah pasien corona di Jakarta.
Namun kemudian kami sedih karena pertambahan korban Covid-19 diyakini karena antara lain publik tidak sadar.
Seharusnya mereka diam, ikuti anjuran pemerintah. Tapi selama kami bertugas memakamkan, jalanan Jakarta masih macet. Itu yang membuat kami sedih.
Najwa Shihab lalu bertanya apa yang ingin dilakukan melihat kurang sadarnya masyarakat Jakarta akan bahaya wabah corona?
"Rasanya saya ingin naik tronton lalu teriak di jalanan. Kepada masyarakat tolong kalian diam di rumah, ikuti anjuran pemerintah."
"Kalau kalian tahu berapa banyak jenazah yg kami makamkan sehari, pasti kalian sedih," kata Nursyamsurya.
Menurut Syam, jika mereka tahu bagaimana jenazah covid-19 mereka urus pasti sedih.
Karena, sesuai protokol mengurus jenazah corona, semua nggak ada yang diantar keluarga, di doain, dan langsung dimasukkan ke liang lahat.
"Karena itu tetap di rumah, ikuti anjuran pemerintah" ucapnya.
Syam mengaku tak tahu sampai kapan kondisi itu akan berakhir.
Apalagi sebentar lagi bulan puasa, pengin tawarih berjamaan, Idul Fitri.
"Kita juga punya keluarga, punya tetangga, punya kehidupan," katanya sambil menangis.
Ia menyebut kondisi Jakarta yang masih macet hingga dini hari.
Seolah mereka tak peduli dengan wabah corona yang mengancam setiap hari.
"Kita juga harus bersosialisasi. Karena itu minta tolong diam di rumah."
Mbak Nana selanjutnya mencoba memahami apa yang dirasakan nara sumbernya.
Sumber: tribunnews