tempo INDONESIAKININEWS.COM - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Bulog terpaksa menghentikan operasi pasar murah yang digelar di laha...
tempo |
INDONESIAKININEWS.COM - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Bulog terpaksa menghentikan operasi pasar murah yang digelar di lahan parkir sejumlah pasar milik Perumda Pasar Jaya, Jakarta, Minggu (22/3/2020).
Alasannya, operasi pasar murah itu diserbu banyak orang sehingga pada akhirnya mereka tak menerapkan social distancing sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona ( Covid-19).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah DKI Jakarta Elisabeth Ratu Rante Allo berjanji, akan mengevaluasi pelaksanaan operasi pasar murah ini ke depannya.
"Kami akan terus melakukan evaluasi terkait hal ini," ujar Ratu dalam siaran pers resminya, Minggu malam.
Operasi psar murah yang dihentikan tersebut berada di 10 lokasi, yakni Pasar Pal Meriam, Pasar Cidodol, Kantor Kecamatan Tanah Abang, Pasar Pademangan Barat, Pasar Tambora.
Kemudian, Pasar Pondok Bambu, Pasar Bukit Duri, Pasar Gondangdia, Pasar Tugu serta Pasar Slipi.
Ratu menambahkan, padahal pihaknya sudah menerjunkan petugas agar masyarakat yang membeli kebutuhan pokok di operasi itu.
Tujuannya untuk mengatur masyarakat tak berdesak-desakan satu sama lain dan tetap menjaga jarak satu sama lain saat mengantre.
"Di lapangan, kami sudah menurunkan petugas dari Dinas PPKUKM berkolaborasi dengan pihak Bulog, Sugar Corporations dan Pasar Jaya yang memberikan arahan kepada masyarakat, supaya senantiasa menjaga jarak aman satu meter pada saat antre," ujar dia.
Namun, warga tetap berdesakan sehingga pelaksanaan operasi pasar terpaksa ditunda.
Gantinya Operasi Pasar Murah
Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Arief Nasruddin sebagai pemilik lahan tempat operasi itu dilaksanakan juga membenarkan penghentian itu.
"Kami hentikan karena dalam pelaksanaannya tidak dapat memenuhi syarat sesuai arahan pemerintah tentang pencegahan Covid-19 dengan menjaga jarak aman minimal satu meter," ujar Arief saat dikonfirmasi, Minggu.
Sebagai gantinya, warga yang ingin membeli kebutuhan pokok dapat berbelanja di pasar-pasar tradisional yang dikelola Perumda Pasar Jaya maupun di gerai-gerai milik Pasar Jaya.
Sebab, pasar dan gerai milik Pasar Jaya tetap beroperasi seperti biasa.
Sementara itu, penjualan pangan murah atau bersubsidi untuk warga Jakarta pemegang kartu kesejahteraan dilakukan dengan sistem ganjil genap.
Kartu kesejahteraan itu terdiri dari Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk siswa-siswi, Kartu Lansia Jakarta (KLJ) untuk lansia, Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta (KPDJ) untuk para penyandang disabilitas, Kartu Pekerja Jakarta (KPJ) untuk buruh dengan gaji maksimal 10 persen di atas UMP.
Kemudian, kartu untuk dasawisma PKK, kartu penghuni rumah susun, serta kartu untuk petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) dan petugas penyedia jasa lainnya perorangan (PJLP).
Dengan sistem ganjil genap, pemilik kartu dengan nomor terakhir angka ganjil hanya dapat membeli pangan murah pada tanggal ganjil.
Sementara, warga pemilik kartu dengan nomor terakhir angka genap hanya bisa membeli pangan murah pada tanggal genap.
Sistem ganjil genap ini diberlakukan untuk mengurangi penumpukan warga saat membeli pangan murah. Tujuannya untuk mencegah penyebaran virus corona yang menyebabkan penyakit covid-19.
"Kami mengantisipasi kerumunan dengan social distancing. Sudah berjalan dengan baik karena sudah jalan dua minggu," kata Arief.
Penjualan pangan murah bagi warga pemegang kartu kesejahteraan itu dilakukan di 170 gerai milik Perumda Pasar Jaya, yang terdiri dari Jakgrosir, Jakmart, Mini Distribution Center (DC) Pasar Jaya, dan gerai SKPD.