Menkes terawan foto kumparan INDONESIAKININEWS.COM - Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto heran melihat puluhan wartawan m...
Menkes terawan foto kumparan |
INDONESIAKININEWS.COM - Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto heran melihat puluhan wartawan mengenakan masker di selasar depan RSPI Sulianti Saroso, Jakarta.
Para wartawan tersebut tengah meliput perkembangan dua pasien positif COVID-19 di rumah sakit khusus penyakit infeksi itu.
"Sebentar, saya yang bingung ini yang sakit siapa? Kok semua pakai masker, yang sakit saya atau kalian? ini kok heboh sekali. Sek (sebentar) toh, aku tanya yang sakit kalian atau saya," katanya
Pada kesempatan lain tepatnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (2/3/2020), Menkes RI Terawan mengatakan bahwa sebaiknya bagi yang tidak sakit tidak usah pakai masker
"Tetap keputusannya dari WHO yang sakit yang pakai masker. Yang sehat nggak usah," ujar Terawan Senin (2/3/2020).
Terawan mengatakan masker hanya dipakai bagi mereka yang sakit.
Bagi yang sehat, tidak disarankan. Apa alasannya?
"Kenapa? Karena apa? Kalau yang sehat pakai juga percuma, dia nanti megang-megang tangannya dan sebagainya. Tetap saja bisa kena," ujar Terawan.
Untuk itu, Terawan mengimbau masyarakat tidak melakukan kontak bagi yang tertular penyakit.
"Daripada itu, mending dia yang menjauhi orang sakit. Yang sakit menutup diri," ucap Terawan.
Penggunaan masker memang menjadi salah satu cara mencegah tertular virus SARS-COV-2, virus yang menyerang sistem pernapasan manusia.
Setidaknya ada 2.900 orang yang meninggal akibat terinfeksi virus yang pertama menular di kota Wuhan, China itu.
Sejak mewabahnya virus korona baru, masker banyak dicari orang, terutama masker jenis N95 yang mempunyai karakter lebih tertutup dan rapat dibandingkan masker bedah yang biasa dipakai oleh penumpang ojek online atau warga Jakarta umumnya.
Masker N95 merupakan alat perlindungan diri untuk melindungi diri dari partikel pencemaran udara yang mengandung kuman atau virus.
Penutup wajah ini menjadi salah satu bagian dari strategi pengendalian infeksi saluran pernapasan.
Tapi masker N95 tidak bisa melindungimu dari uap kimia, gas karbon monoksida, bensin, asbes, timah atau lingkungan dengan oksigen rendah.
Dokter menyarankan untuk pasien yang mengidap penyakit asma, paru obstruktif kronik (COPS), dan emfisema untuk menggunakan masker N95 untuk menghindari menulari orang lain.
Masker N95 lebih tepat digunakan penderita, petugas kesehatan, atau orang yang bersinggungan langsung dengan penderita yang terindikasi gejala virus korona.
Sedangkan untuk pencegahan, masker bedah atau yang kerap disebut masker ojol sudah cukup.
Masker bedah mampu mencegah penularan penyakit di tempat umum atau ruang publik.
Masker bedah mampu menyaring partikel berukuran besar dan bercak dahak atau bersin agar tak masuk ke pernapasan.
S: era.id/detik/indonesiakininews.com