Foto: Instagram @fahrihamzah INDONESIAKININEWS.COM - Mantan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah mengatakan bahwa penegakan hukum di zaman P...
Foto: Instagram @fahrihamzah |
INDONESIAKININEWS.COM - Mantan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah mengatakan bahwa penegakan hukum di zaman Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat sebagian orang kapok.
Hal itu diungkapkan oleh Fahri Hamzah pada acara Satu Meja Kompas TV pada Kamis (31/1/2020).
Mulanya, Fahri Hamzah menilai bahwa kecemasan lemahnya penegakkan hukum di Indonesia diharapkan akan terus ada.
Namun, Juru Bicara Jokowi yang turut hadir, Fadjroel Rachman mengatakan bahwa kritik boleh namun jangan sampai ada penghakiman.
"Nah sebenarnya kecemasan tetap harus dijaga, kecemasan dan saya melihat sendiri itu terlalu kasat mata lah ya," kata Fahri Hamzah.
"Tapi kritik bagian dari kritik itu it's oke, tapi penghakiman itu yang salah," sela Fadjroel Rachman.
Fahri Hamzah lantas menyinggung pertemuannya dengan Ahmad Dhani hingga Ratna Sarumpaet.
"Ya maksudnya itu orang boleh cemas melihat kejadian itu."
"Saya mendampingi banyak orang, saya datang ke tempatnya Ahmad Dhani, Ratna Sarumpaet yang memang rata-rata orang jadi kapok," ujar Fahri Hamzah.
Ahmad Dhani dan Ratna Sarumpaet yang pernah dipenjara terkait pencemarah nama baik dan kasus hoaks, disebut merasa kapok untuk melanjutkan kembali kasus hukumnya.
"Kapok untuk mempersoalkan kembali kasusnya. Dia merasa saya cukup sampai di sini karena tidak ada proteksi keinginannya untuk melanjutkan pembelaan dirinya," ucap Fahri Hamzah.
Kemudian, Fahri Hamzah mengatakan bahwa sebenarnya dia berniat untuk membantu Jokowi.
Menurutnya, harus ada orang-orang yang bisa membantu Jokowi mewujudkan niat baiknya.
"Tapi beginilah ya itu yang saya bilang tadi, kita ini sedang mau membantu Jokowi dari teori-teori tadi."
"Katakanlah dia adalah orang baru yang ingin menunjukkan jalan pikiran dia, mazhab dia, mazhab dia itu memerlukan konsolidasi pihak-pihak yang mendukungnya," jelasnya.
Namun, Pendiri Partai Gelora ini menilai bahwa orang-orang yang membantu Jokowi justru kurang bisa melaksanakan tugasnya hingga membuat masyarakat sering bingung.
"Pertama, harus ada penerjemah yang menjelaskan bahwa kemauan dia itu memang bagi rakyat, penerjemah ini kurang."
"Dan ini confuse (bingung) banyak orang-orangnya," ungkap Fahri Hamzah.
S. Tribunnews