INDONESIAKININEWS.COM - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti merespons pernyataan Menko Maritim dan Investasi Luhut B...
INDONESIAKININEWS.COM - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti merespons pernyataan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan & Menhan Prabowo Subianto
Tepatnya, pernyataan terkait invasi kapal ikan asing China yang didukung oleh China Coast Guard (CCG) di perairan Natuna, Indonesia.
Luhut meminta persoalan tersebut tak perlu dibesar-besarkan karena khawatir mengganggu hubungan dengan China, terutama menyoal investasi.
Menurut Susi, Luhut harus bisa membedakan antara persahabatan negara, investor, dan pencuri.
"Kita jaga persahabatan antarbangsa. Kita undang investor untuk investasi. Kita jaga investor. Dan kita akan tetap menghukum pencuri sumber daya perikanan kita. Kita bedakan tiga hal itu dengan baik dan benar," kata Susi, Sabtu (4/1/2020).
Menurutnya, hubungan baik antarnegara merupakan saling menghormati.
Termasuk persoalan kedaulatan negara.
"Hubungan baik antarnegara adalah karena dalung (saling) menghormati," tegasnya.
"Persahabatan antar negara Tidak boleh melindungi pelaku Pencurian Ikan & Penegakan hukum atas pelaku Ilegal Unreported Unregulated Fishing. Tiongkok tidak mungkin dan tidak boleh melindungi Pelaku IUUF. Karena IUUF adalah crime/ kejahatan lintas negara" Tegas akun @susipudjiastuti
Sebelumnya, Menko Luhut meminta semua pihak untuk tidak meributkan masalah pelanggaran kedaulatan oleh China di Natuna.
Ia khawatir ribut-ribut mengenai persoalan ini mengganggu hubungan ekonomi dengan China, terutama investasi.
"Ya makanya (supaya enggak ganggu investasi), saya bilang untuk apa diributin. Sebenarnya kita juga mesti lihat, kita ini harus membenahi diri kita," kata Luhut usai pertemuan sore bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (3/1/2020).
Luhut menilai, masuknya kapal-kapal asing dari China ini akibat kurangnya kemampuan Indonesia mengawasi Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
Ia menambahkan, Presiden Jokowi telah memerintahkan untuk menambah kapal-kapal di perairan Natuna.
Sementar Itu, Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto mengatakan, atas persoalan kapal Tiongkok di Perairan Natuna ini, tidak ada yang terganggu termasuk investasi dari Tiongkok.
Ia menyebut, antara Indonesia maupun Tiongkok memiliki sikapnya masing-masing.
Namun, Prabowo memastikan pemerintah Indonesia akan memberikan solusi yang baik.
"Kita masing-masing punya sikap, jadi kita harus mencari solusi yang baik," ujar Prabowo setelah rapat di kantor Kemenko Maritim, Jumat (3/1/2020)
"China adalah negara sahabat, kita harus selesaikan dengan baik," jelas Prabowo.
Saat ditanya mengenai adanya penambahan personel TNI atau tidak untuk pengamanan di Perairan Natuna, Prabowo mengatakan, pihaknya saat ini masih santai, jadi belum ada penambahan.
"Kita cool saja, santai," ungkap Prabowo Subianto.
s: kumparan