FPI sweeping duta mall Foto radar banjarmasin INDONESIAKININEWS.COM - Front Pembela Islam (FPI) Banjarmasin mendatangi Duta Mall di J...
FPI sweeping duta mall Foto radar banjarmasin |
INDONESIAKININEWS.COM - Front Pembela Islam (FPI) Banjarmasin mendatangi Duta Mall di Jalan Ahmad Yani kilometer 2, kemarin (25/12/19).
Ormas itu meminta pegawai muslim tak mengenakan atribut Natal. Contoh topi Santa Klaus.
Seruan tak menggunakan atribut Natal ini memang bukan barang baru. Terlepas dari kontroversi, sudah lama Majelis Ulama Indonesia (MUI) melarang umat Islam mengucapkan selamat Natal.
"Kedatangan kami hanya untuk mengimbau manajemen mal. Bahwa ada larangan penggunaan atribut Natal bagi muslim," kata Ketua DPW FPI Banjarmasin, Muhammad Ruzaini.
Aktivis FPI sempat berkeliling mal. Tapi aksi itu tak mencolok, karena FPI menghindari penggunaan seragam dan atribut khas.
Mereka berpakaian layaknya pengunjung biasa.
Kegiatan itu juga didampingi aparat kepolisian.
Sebagai langkah antisipasi, mengingat mal adalah ruang publik dan isu ini sensitif.
Ruzaini mengapresiasi manajemen DM. Karena temuan FPI nihil.
Alias tak ditemukan satu pun karyawan atau karyawati muslim yang mengenakan atribut Natal.
"Setelah kami cek, tidak ada pegawai muslim yang dipaksa memakai atribut Natal. Harus diapresiasi," imbuhnya.
Ditekankannya, FPI hanya memantau pegawai muslim.
Sedangkan ornamen mal yang disesuaikan dengan tema Natal, FPI tak mempermasalahkan.
"Tak apa-apa, cuma untuk menghiasi mal saja," tegasnya.
Pantauan media setempat hanya ada lima aktivis FPI di lapangan.
Ternyata, sehari sebelumnya, sudah banyak aktivis FPI yang berkeliling di mal.
"Sebenarnya sudah sejak kemarin," ujarnya.
Selain mal, FPI juga men-sweeping hotel dan restoran di Banjarmasin.
Ditanya apakah pada perayaan tahun baru nanti FPI juga turun, Ruzaini mengaku belum ada rencana.
"Masih koordinasi dengan pengurus provinsi," jawabnya.
Sementara itu, Manajer Operasional DM, Yenny Purnawati mengatakan, mereka sudah berkoordinasi dengan FPI.
"Mereka datang untuk melihat-lihat saja," ujarnya.
Sebelum tanggal 25 Desember, DM sudah meminta para tenant untuk bekerja sama.
Sebatas dekorasi dengan tema Natal boleh saja, tapi jangan sampai memaksa pegawai muslim mengenakan atribut Natal.
"Memang sudah ada imbauan. Jangan memaksa pegawainya, terutama yang muslim," jelasnya.
Soal ornamen yang menghiasi mal, menurutnya tak jadi masalah.
"Kalau pas momen Natal, temanya Natal. Kalau pas Imlek, ya temanya imlek. Sama halnya dengan lebaran," pungkas Yenny.
S : prokal.co