INDONESIAKININEWS.COM - Penertiban bangunan liar di Jalan Agung Perkasa VIII Kelurahan Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Uta...
INDONESIAKININEWS.COM - Penertiban bangunan liar di Jalan Agung Perkasa VIII Kelurahan Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara sempat diwarnai kericuhan.
Sebagian warga yang menolak digusur berusaha melawan petugas satpol PP.
Beruntung, TNI-Polri berhasil meredam amarah warga.
Ketegangan antara Satpol PP dengan warga terekam kamera video amatir yang viral di sosial media.
Dari video yang beredar luas, Terlihat ratusan Satpol PP menyemut di kawasan tersebut.
Mereka membongkar satu per satu bangunan liar yang berdiri.
Namun, aksinya itu mendapatkan penolakan.
Warga melemparkan petugas Satpol PP dengan batu.
Debu-debu berterbangan mengotori kawasan.
Kapolres Jakarta Utara Kombes Polisi Budhi Herdi menjelaskan, petugas kepolisian mendampingi satpol PP dalam melakukan pengosongan di jalur hijau.
"Aparat membackup pemda yang melakukan pengembalian fungsi jalur hijau," ucap Budhi saat dikonfirmasi Liputan6.com, Kamis (14/11/2019).
Sebanyak 781 personel petugas gabungan dikerahkan ke lokasi.
Budhi menjelaskan, Pemprov DKI Jakarta menyosialisasikan untuk segera meninggalkan lokasi di kawasan Sunter.
Kembalikan Fungsi Lahan
"Peringatan pertama kedua, kemudian pemutusan aliran listrik. Tapi masih ada saja yang bertahan," ujar dia.
Budhi pun membantah narasi yang beredar di media sosial. Menurut dia, yang terjadi bukanlah kerusuhan.
"Jadi bukan kerusuhan atau keributan mas, memang kegiatan Pemda dalam mengembalikan fungsi jalur hijau karena mereka menempati lahan jalur hijau atau di atas sungai sehingga fungsi sungai akan dikembalikan mengingat jika musim hujan tiba akan terjadi banjir," papar dia.
Sebelumnya Pada Senin (7/10/2019) Ratusan warga Sunter Agung berunjuk rasa di depan Balaikota untuk menagih janji Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat kampanye pilkada beberapa waktu lalu
“Kami menolak penggusuran. Ini rumah kami, kami tidak akan tinggal diam apabila kami diusir dari rumah kami, karena kami tinggal lama sejak lahan yang kami huni masih dalam keadaan rawa dan berstatus quo sejak 1986 silam. Kami bagian dari jutaan pendukung dan turut andil memenangkan pasangan Anies – Sandi pada kampanye pilgub lalu.” kata perwakilan warga.
“Saat itu kami berjuang, tidak sekedar tenaga melainkan juga materi, waktu dan do’a yang setiap kali kami berkumpul setiap kamis malam dan itu dilakukan berturut-turut hingga berakhirnya pemilihan gubernur dan pada akhirnya mencapai kemenangan” terang warga.
“Kami berharap kepada pak Anies, Gubernur kami, dan perlu diketahui bahwa kami adalah bagian dari sejuta pemilih pak Anies yang telah mewaqafkan suara dan memenangkan dirinya pada saat pilgub lalu. Kami telah berperan mensukseskan kemenangannya di wilayah Sunter Agung Perkasa, Jakarta Uara. Kami berharap tuntutan kami dipenuhi sesuai dengan janji Pak Anies, Gubernur kami. Siapa dan untuk apa jargon yang bapak canangkan itu, katanya “Maju kotanya, bahagia warganya?.” kata Forum Warga Sunter Agung Perkasa Delapan.
Saat kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, Anies menyatakan tak akan melakukan penggusuran, namun menata kampung di Ibu Kota.
Dia mengatakan tujuan penataan kampung adalah untuk menyejahterakan warga Jakarta.
Anies juga pernah menyinggung soal penggusuran saat berpidato dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-491 Jakarta, 22 Juni lalu. Dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD DKI Jakarta itu, Anies mengajak anggota dewan agar saling berkoordinasi untuk memastikan warga merasakan keadilan.
“Yang kecil, jangan sampai tersingkir. Jangan sampai terkalahkan. Tugas kita memastikan mereka mendapatkan keadilan dan tempat sepadan,” kata Anies saat itu.
Oleh karena itulah, ratusan warga Sunter Agung Perkasa Delapan ini mendatangi Gubernur Anies Baswedan untuk meminta perlindungan dan solusi bagi masa depan mereka.
S: liputan6/ nusantarapos