Penyidik KPK novel baswedan INDONESIAKININEWS.COM - Kasus penyiraman air keras yang dialami oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi...
Penyidik KPK novel baswedan |
INDONESIAKININEWS.COM - Kasus penyiraman air keras yang dialami oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan belum menemukan titik terang.
Adapun setelah kejadian penyiraman air keras yang terjadi pada April 2017 silam ini, Novel mengalami gangguan penglihatan pada mata kirinya.
Bahkan, menyebabkan mata kiri Novel menjadi buta.
Menilik dari kasus tersebut, salah satu dokter lulusan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Belva Prima Geniosa, MMR, menjelaskan bahwa gangguan mata yang diderita Novel dinamakan Corneal Opacity.
Ia pun menuliskan penjelasan mengenai Corneal Opacity dalam akun Twitter-nya, @BelvaGeniosa pada 28 Oktober 2019.
"Saya dokter umum, tapi saya berminat sekali pada bidang mata. Mungkin akan mendaftar spesialis mata. Maka saya ingin menjelaskan terkait kornea ini kepada orang awam, dengan bahasa yang mudah, supaya tidak banyak informasi keliru yang bertebaran," ujar Belva saat Jumat (8/11/2019).
Dampak Air Keras pada Wajah Novel
Lalu, saat tersiram air keras, warganet mempertanyakan mengenai mengapa kerusakan hanya terjadi pada mata sebelah kiri Novel?
Belva menyampaikan, terlambatnya refleks berkedip yang dilakukan Novel, sehingga masuknya air keras lebih cepat ke mata.
"Sebenarnya mata itu kan jika ada benda yang masuk, akan ada refleks berkedip ya. Namun, saat suatu kejadian terjadi secara tiba-tiba dan tidak diduga, kadang refleks berkedipnya terlambat," ujar Belva.
Hal inilah yang menyebabkan cairan yang disiramkan ke wajah Novel masuk terlebih dulu, daripada dia gerak melindungi diri dengan cara berkedip.
"Untuk mata kanan dan kirinya, bisa jadi saat penyiraman memang lebih mengarah ke kiri, dan derajat kerusakannya lebih parah yang sebelah kiri. Maka jaringan kornea kiri tidak bisa memperbaiki diri," ujar Belva.
Adapun derajat keparahannya dipengaruhi oleh beberapa hal, yakni pH zat kimia, kepekatan zatnya, lamanya waktu saat kejadian hingga dilakukan tindakan penyelamatan, dan jumlah cairannya.
Tak hanya itu, Belva mengatakan bahwa tindakan pertolongan pertama jika terkena air keras, yakni langsung mencari air mengalir untuk meminimalisir luka pada kulit.
Setelah dibasuh menggunakan air, ia menyarankan agar pasien langsung dibawa ke rumah sakit yang memiliki dokter spesialis mata.
Di sisi lain, terkait kulit wajah Novel yang sembuh dari efek air keras, sementara kornea Novel tetap terluka, Belva menjelaskan bahwa hal ini dikarenakan kornea tidak memiliki pembuluh darah.
"Karena kulit kaya akan vaskularisasi (pembuluh darah), sedangkan kornea tidak. Kornea tidak punya pembuluh darah, dia dapat nutrisi dari endotel saja," ujar Belva.
S : kompas