INDONESIAKININEWS.COM - Video lama Ustaz Abdul Somad menjawab pertanyaan soal drama Korea kini viral dan ramai dibahas. Majelis Ulama...
INDONESIAKININEWS.COM - Video lama Ustaz Abdul Somad menjawab pertanyaan soal drama Korea kini viral dan ramai dibahas.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau menilai tak ada masalah dari ceramah itu dan menduga video itu sengaja diviralkan lagi sekarang.
Dalam video itu, UAS awalnya membaca sebuah pertanyaan yang sampai kepadanya. "Apa hukumnya menggemari, menyukai film Korea?" demikian bunyi pertanyaan itu.
UAS lalu menjawabnya. Dia menyebut orang-orang Korea itu kafir. Dia pun mewanti-wanti agar tidak menyukai orang kafir.
"Jangan suka kepada orang kafir. Siapa yang suka kepada orang kafir, maka dia bagian dari kafir itu. Condong hatinya pada orang kafir," ucap UAS dalam video tersebut.
Tentang video tersebut, Ketua MUI Riau, Nazir Karim, menilai apa yang disampaikan UAS ada dalam hal akidah Islam.
"Sebenarnya apa yang disampaikan beliau itu kan untuk dalam agama itukan ada untuk menghindari yang membahayakan lebih dahulukan dari merebut kebaikan yang lain," kata Nazir Karim saat dihubungi, Senin (9/9/2019).
Nazir menjelaskan, drama korea yang digandrungi warga Indonesia itu dinilai bukan bentuk film yang didasari dalam bentuk agama Islam.
"Kalaupun ada nilai agama, ya itu agama mereka. Tentulah drama korea akan menjadi idola, panutan, oleh anak-anak kita. Tentu itu dikhawatirkan, kalau edukasi ada nilai islaminya ya tak ada masalah. Tapikan yang terjadi bukan seperti itu," kata Nazir.
Bagi Nazir, sudah pantas UAS menyampaikan pendapatanya soal tontotan drama korea tersebut.
Sudut pandang UAS soal drama korea itu tentunya ditilik sudut padang ajaran Islam.
"Yang namanya ulama, ustaz, para dai itukan mengingatkan intinya, menyampaikan yang benar dalam ajaran Islam. Mereka itu pewaris para nabi, itukan tugasnya mengingatkan menyampaikan yang benar," kata Nazir.
Jika sudah disampaikan lewat para dai seperti UAS yang melarang nonton drama korea, bagi Nazir, semuanya dikembalikan ke masyarakat.
"Kalau itu sudah disampaikan, ada yang tidak menerima, itukan persoalan-persoalan lain. Ya itu aja, ngapain diribut-ributkan. Itukan ndak perlu, dan itu sejak dulu juga Indonesia harus waspada dengan transaksional budaya, itu berbahaya betul," kata Nazir.
Menurutnya, transaksional budaya tersebut akan terjadi akulturasi dengan budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya di Indonesia.
"Kalau itu diberikan (drama korea) kepada anak-anak remaja, akan dijadikan contoh, dijadikan idola. Niru model-model orang lain dari pada model-model yang diberikan nabi dan rasul. Itukan berbeda sekali itu," kata Nazir.
"Tidak ada persoalan bagi saya. Dan saya kira ada kesengajan-kesengajaan juga ini (diviralkan). Sudah lama itu (rekaman di Youtube)," kata Nazir.
Sehingga kesimpulannya, Nazir apa yang disampaikan UAS soal drama korea sudah pada tempatnya.
"Apa yang disampaikan (UAS), tak ada persolan dari sudut pandang Islam. Kalau sudah disampaikan UAS, lantas masih ada yang menolak, ya itu persoalan lain," tutup Nazir.
sum: detik.com