Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia ( Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan) INDONESIAKININEWS.COM - Badan Eksekutif...
![]() |
Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia ( Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan) |
INDONESIAKININEWS.COM - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI) menjawab kabar adanya undangan dari Presiden Jokowi untuk berdialog di Istana.
BEM SI memberi syarat bila Jokowi ingin bertemu.
BEM SI ini adalah kumpulan dari sejumlah BEM kampus universitas di Indonesia, antara lain Unj, ITB, IPB, UGM, Unsoed, UI, Trisakti, dan lain-lain.
" Dilaksanakan secara terbuka dan dapat disaksikan langsung oleh publik melalui kanal televisi nasional," jelas Koordinator Pusat Aliansi BEM SI, Nurdiansyah dalam keterangannya, Jumat (27/9).
Nurdiansyah menjelaskan, dalam sejarah lima tahun kepemimpinan Presiden Jokowi, ruang dialog dengan pemerintah sangat terbatas.
Aliansi BEM SI pernah diundang ke Istana Negara satu kali pada 2015.
Akan tetapi, undangan tersebut dilakukan di ruang tertutup. Hasilnya jelas, gerakan mahasiswa terpecah.
"Kami belajar dari proses ini dan tidak ingin menjadi alat permainan penguasa yang sedang krisis legitimasi publik, sehingga akhirnya melupakan substansi terkait beberapa tuntutan aksi yang diajukan," beber dia.
Menurut Nurdiansyah, tuntutan yang disampaikan mahasiswa sudah jelas lewat berbagai aksi dan pernyataan di media.
Jadi mulai dari penuntutan amanat reformasi, RUU KUHP, UU KPK, dan yang lainnya.
"Bahwa sesungguhnya setiap aspirasi mahasiswa berasal dari kantung-kantung kegelisahan masyarakat akibat tidak sesuainya kebijakan negara dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Seluruh aksi demonstrasi ini tidak akan terjadi apabila negara mau membuka diri serta mampu mendengar apa yang diinginkan oleh masyarakat," jelas dia.
"Sehingga sejatinya yang dibutuhkan bukanlah sebuah pertemuan, melainkan tujuan kami adalah sikap tegas Bapak Presiden memenuhi tuntutan," tutup dia.
S: kumparan.com