cuitan Achmad Zaky pendiri bukalapak INDONESIAKININEWS.COM - Kabar tidak sedap berembus dari salah satu startup unicorn Indonesia, Buk...
cuitan Achmad Zaky pendiri bukalapak |
INDONESIAKININEWS.COM - Kabar tidak sedap berembus dari salah satu startup unicorn Indonesia, Bukalapak.
Startup yang didirikan Achmad Zaky ini kabarnya sedang melakukan pemangkasan jumlah karyawan (PHK) secara besar-besaran.
Pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan Bukalapak pada sejumlah karyawannya tampaknya direspons negatif oleh para pemilik saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk.
Saham berkode ticker EMTK tersebut hari ini tercatat 'rontok' hingga Rp 900 (12,5%) ke level Rp 6.300.
Mengutip data RTI, Selasa (10/9/2019), saham EMTK hari ini tercatat ditransaksikan sebanyak 53 kali dengan nilai Rp 257,4 miliar. Saham EMTK hari ini dibuka di level Rp 7.000 dan sempat jatuh hingga ke level Rp 6.050 pada siang tadi.
Untuk diketahui, Bukalapak merupakan salah satu cucu perusahaan yang dimiliki EMTK melalui anak usahanya, PT Kreatif Media Karya (KMK). KMK merupakan pemegang saham utama Bukalapak dengan porsi kepemilikan saham sebesar 35,17%. EMTK sendiri memegang hampir seluruh porsi kepemilikan saham KMK atau sebesar 99,99%.
Emtek diketahui masuk ke Bukalapak melalui pendanaan seri B. Pemilik stasiun televisi SCTV ini masuk Bukalapak sebagai Lead Investor lewat KMK Online pada Februari 2015 yang juga bersamaan dengan 500 startup.
Bukalapak merupakan perusahaan e-commerce yang menyandang status unicorn. Hari ini tersiar kabar di beberapa media yang menyebutkan startup ini melakukan PHK sebagai salah satu langkah restrukturisasi.
Bukalapak PHK Karyawan, Patahkan Teori Belanja Pindah ke Online?
Salah satu Unicorn Indonesia, Bukalapak dikabarkan melakukan efisiensi perusahaan yakni dengan perampingan jumlah pegawai.
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ini menimpa sejumlah divisi, selain itu Bukalapak juga dikabarkan menutup kantor yang ada di Medan dan Surabaya.
Menanggapi hal tersebut, Peneliti INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan fenomena PHK di Bukalapak ini mematahkan teori ada shifting besar-besaran dari konsumsi ritel konvensional ke ritel online.
"Faktanya kondisi ekonomi saat ini sama-sama berat baik bagi pemain konvensional maupun online," kata Bhima saat dihubungi detikcom, Selasa (10/9/2019).
Dia menjelaskan konsumsi rumah tangga memang rendah dikisaran 5%, kemudian kelas menengah dan atas yang tadinya diandalkan untuk mendorong konsumsi akhirnya terpaksa menahan belanja. "Konsumen sedang khawatir isu resesi ekonomi global, perang dagang, rendahnya harga komoditas," jelas dia.
Sebelumnya diberitakan detikcom Bukalapak mengonfirmasi perusahaannya melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada sejumlah karyawannya. Hal ini dilakukan Bukalapak sebagai upaya restrukturisasi.
"Di skala perusahaan yang sudah tumbuh sebesar ini, tentunya kami perlu menata diri dan mulai beroperasi layaknya perusahaan yang sudah dewasa, atau bisa kami sebut sebagai a grown up company. Terutama untuk menjamin visi kami untuk terus tumbuh sebagai sustainable e-commerce dalam jangka panjang," kata manajemen Bukalapak, Selasa (10/9/2019).
sumber: detik.com