INDONESIAKININEWS.COM - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menanggapi kemarahan Presiden Jokowi kepada kabinetnya lantaran perusahaan asal...
INDONESIAKININEWS.COM - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menanggapi kemarahan Presiden Jokowi kepada kabinetnya lantaran perusahaan asal China justru memilih negara lain untuk berinvestasi
Dari 33 perusahaan yang keluar dari China tak satu pun masuk Indonesia. Perushaan itu justru lari ke negara tetangga, seperti Vietnam, Malaysia, Thailand dan Kamboja.
Fahri mengutip pernyataan Jokowi yang menyebut bahwa invester asal Tingkok lebih banyak ke Vietnam.
“Dari investor-investor yang kita temui, dan catatan yang disampaikan Bank Dunia kepada kita, dua bulan yang lalu ada 33 perusahaan di Tiongkok keluar, 23 memilih Vietnam, 10 lainnya pergi ke Malaysia, Thailand, Kamboja. Nggak ada yang ke kita,” kata Fahri mengutip pernyataan Jokowi dalam rapat terbatas, Rabu (4/9/2019).
Fahri menyindir kabinet Jokowi yang tidak paham abjad mengelola negara dan ekonomi.
“Mental ABS dan feodal tidak bikin prestasi apa2. Semua fatamorgana,” cuitnya di akun twitter @Fahrihamzah, Sabtu (7/9/2019).
Fahri heran bagaimana negara yang dituduh mendominasi ekonomi Indonesia belakangan tidak minat berbisnis dan berinvestasi di negara ini.
“Lalu presiden kaget sebab kalau Tiongkok aja sudah gak minat bagaimana dengan negara lain? Tiongkok terkenal kurang hati2 kok,” kata Fahri.
“Keadaan ini membenarkan fakta bahwa ekonomi kita makin didominasi hutang bukan investasi. Tidak saja swasta yang berhutang bahkan BUMN pun menumpuk hutang yang terbesar sepanjang sejarah. Jadi, penampilan kita belakangan ini di topang oleh hutang,” tambah Fahri.
Menurut Fahri, presiden Jokowi seharusnya membuat kabinet mundur massal.
Sebab, kelakuannya sok yakin, tapi ternyata tidak ada kebijakan yang dapat meyakinkan investor untuk berpartner.
“Malah yang datang adalah rentenir. Hutang tambah banyak dan anak cucu kita akan menanggung,” imbuhnya.
“Semua kata kuncinya ada di kabinet yang dipimpin presiden jokowi. Karena leadership negara yang dapat menggerakkan birokrasi dan seluruh struktur dan sumberdaya negara ada di sana. Jadi biang keroknya ada di kabinet. Jangan cari di tempat lain! Wallahualam,” tandas Fahri.
sumber: pojoksatu.id