Leonardo Dicaprio dan Gubernur Jakarta Anies Baswedan - (Foto: Riset) INDONESIAKININEWS.COM - Baru-baru ini kondisi di Tempat Pembuang...
Leonardo Dicaprio dan Gubernur Jakarta Anies Baswedan - (Foto: Riset) |
INDONESIAKININEWS.COM - Baru-baru ini kondisi di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST), Bantar Gebang, disorot oleh aktor ternama Hollywood yakni Leonardo DiCaprio, Gubernur DKI Jakarta, Sabtu, (7/9/2019), Anies Baswedan pun mencoba untuk menanggapi hal tersebut.
Sebelumnya Leonardo juga pernah menyoroti permasalahan sampah yang ada di Pusat Pembuangan Sampah Bantar Gebang, DKI Jakarta.
Leonardo yang juga merupakan seorang aktivis lingkungan mengunggah sebuah foto di akun Instagramnya @leonardodicaprio tentang banyaknya sampah di Bantar Gebang pada 15 Maret 2019.
Postingan ini merupakan unggahan ulang sebuah foto dari akun @everydayclimatechange.
Leonardo juga memberi caption pada postingan itu yang berisi kekhawatirannya akan kondisi Bantar Gebang.
Terlihat di postingan yang diunggahnya pada tanggal 15 Maret 2019 silam, beberapa pria, dari Desa Cikiwul sedang menangkap ikan di perairan berlumpur yang sangat tercemar dan merembes dari zona pembuangan terbesar Bantar Gebang.
Rupanya hal ini tak hanya menjadi fokus pemerintah Indonesia saat ini, tetapi juga disorot aktor Hollywood Leonardo DiCaprio.
Aktivis lingkungan yang akrab disapa Leo ini mengunggah sebuah foto di akun Instagram miliknya @leonardodicaprio yang menyoroti banyaknya sampah di Bantar Gebang pada 15 Maret 2019.
Postingan ini merupakan unggahan ulang sebuah foto dari akun @everydayclimatechange.
Dalam postingan Instagramnya tersebut Leonardo memberi caption :
"Beberapa pria, dari desa Cikiwul, sedang menangkap ikan di perairan berlumpur yang sangat tercemar dan merembes dari zona pembuangan terbesar yang berlokasi di Bantar Gebang.
TPA Bantar Gebang menerima limbah dari 15 juta penduduk yang tinggal di Jakarta.
Pemulung membutuhkan sampah untuk mencari nafkah dan masyarakat Indonesia membutuhkan pemulung untuk mendaur ulang sampah yang dapat didaur ulang, namun apabila tidak bisa didaur ulang, akan dibuang begitu saja. .
Indonesia, dalam hal pencemaran plastik menempati urutan kedua di dunia setelah Cina, laporan menunjukkan bahwa Indonesia menghasilkan 187,2 juta ton limbah plastik setiap tahun dan lebih dari 1 juta ton dari limbah plastik tersebut, bocor ke laut.
Studi terbaru menunjukkan bahwa ketika plastik membusuk, mereka memancarkan zat-zat metana dan etilen, dua gas rumah kaca yang kuat, dan laju emisi meningkat seiring waktu.
Emisi terjadi ketika sampah berbahan plastik terkena radiasi matahari, baik di air atau di udara, tetapi di udara, tingkat emisi jauh lebih tinggi.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa plastik mewakili sumber gas yang relevan dengan terjadinya perubahan iklim yang sebelumnya tidak dikenal dan diperkirakan akan meningkat karena semakin banyak plastik yang diproduksi dan terakumulasi di lingkungan.
Polietilen, yang digunakan sebagai bahan dalam tas belanja, mengandung polimer sintetik yang paling banyak diproduksi dan dibuang secara global dan ditemukan sebagai penghasil metana dan etilena yang paling produktif.
Diperkirakan bahwa lebih dari 8 miliar ton plastik murni telah diproduksi sejak tahun 1950, menjadikan plastik sebagai salah satu bahan buatan manusia terbesar di planet ini, setelah baja dan semen.
Dari volume tersebut, lebih dari setengahnya diproduksi dalam 16 tahun terakhir, di tengah tren global yang mengutamakan sekali pakai, plastik juga merupakan barang yang sering digunakan sekali pakai. Tingkat produksi tahunan saat ini diperkirakan akan mencapai dua kali lipat dalam 20 tahun ke depan."
Tak lama setelah unggahan tersebut muncul, balasan komentar dari akun resmi Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta lewat akun @dinaslhdki.
"Saya admin media sosial Dinas Lingkungan Hidup Kota Jakarta. Kami berkonsentrasi tentang sampah. Perlu diketahui bahwa Bantar Gebang sudah penuh dan tak bisa lagi menampung sampah pada 2021," tulis akun tersebut.
"Saat ini kami butuh perbaikan untuk pengelolaan limbah. Untuk itu kami butuh dukungan semua pihak. Terima kasih atas perhatianmu untuk kota kami," tambahnya.
Anies Baswedan pun tidak luput mengomentari hal itu.
Ia mengatakan bahwa kondisi tersebut bukanlah hal baru bagi DKI Jakarta, dan sudah menjadi permasalahan yang sudah dihadapi oleh DKI Jakarta selama bertahun-tahun.
"Memang iya menumpuk itu semua orang tahu," ujar Anies Baswedan di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu saat diwawancarai oleh Kompas.
Anies Baswedan pun melanjutkan, "Dia tidak menemukan barang yang baru. Itu barang yang kita semua tahu. Sudah terjadi bertahun-tahun," ucap Anies Baswedan.
Anies pun heran karena publik seolah kaget saat masalah tersebut disorot oleh warga asing.
Padahal menurutnya fakta tersebut bukan fakta baru.
"Menurut saya aneh ini, kalau ada orang asing yang ngomong baru ramai kita ini. Padahal itu fakta yang dari dulu kita tahu."
"Sebelum jadi Gubernur juga udah ada tumpukan di tempat itu," lanjut Anies Baswedan.
Untuk mengurangi masalah sampah tersebut, Anies Baswedan menyebut pihaknya berfokus membangun pengolah sampah intermediate treatment facility (ITF) di Sunter, Jakarta Utara.
"Lalu apa yang kami lakukan sekarang? Yang kami lakukan sekarang adalah membangun ITF, sudah bangun satu nih dalam proses," tegas Anies Baswedan.
"Kami Insya Allah akan bangun 3 hingga 4 lagi. Sesudah itu terbangun maka sampah kita akan diolah jadi energi," kata Anies Baswedan.
sumber: grid.id