foto: (Usman Hadi/detikcom) INDONESIAKININEWS.COM - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Syafii Maarif, sekali lagi menunjukkan kearifan...
foto: (Usman Hadi/detikcom) |
INDONESIAKININEWS.COM - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Syafii Maarif, sekali lagi menunjukkan kearifannya saat menerima dan memaafkan orang yang menghujatnya di Facebook beberapa waktu lalu.
Buya Syafii --begitu dia disapa-- tak sedikit pun marah. Dia menyambut orang yang menghujatnya itu dalam pertemuan hangat pada Rabu (21/8) kemarin.
"Pertemuannya kemarin sore di kantor Maarif Institute di Tebet," ucap mantan Direktur Eksekutif Maarif Institute, Abdullah Darraz, kepada kumparan, Kamis (22/8).
Darraz tak hadir dalam pertemuan itu karena sedang di Den Haag. Dia mendapat kabar itu dari keponakan Buya, Asmul Khairi.
Darraz bercerita, beberapa bulan yang lalu ada seorang menggunakan akun Facebook menghardik dan mencaci maki Buya, dengan 'doa-doa buruk' yang sangat tak pantas. ("Jan mati lai, bia dirasonyo azab Tuhan tu, buya kapunduang," tulis akun tersebut -red).
"Tentu Buya seperti biasa tidak pernah menggubris berbagai cacian yang menerpa dirinya. Laku sabar adalah bagian yang tak terpisahkan dari lelaki sepuh yang sudah berusia 84 tahun 3 bulan ini," cerita Darraz.
Saat itu, banyak kolega dan anak-anak ideologis Buya Syafii Maarif yang merasa gerah atas perlakuan penghujat terhadap tokoh Muhammadiyah asal Sumbar itu, dan masalah seperti ini bukanlah yang pertama.
"Akhirnya beberapa minggu yang lalu, di bawah koordinasi Mas Ihsan Tanjung, akun atas nama ini dilaporkan ke Direktorat Siber Mabes Polri," lanjut aktivis Muhammadiyah itu.
Setelah ditelusuri, diketahui bahwa pemilik akun yang telah menghina Buya ini adalah seorang pri paruh baya, pensiunan sebuah perusahaan, dan tinggal di Jakarta.
"Tidak ada alasan yang jelas mengapa dia telah begitu gamblangnya memperlihatkan 'kebencian' terhadap sosok Buya melalui cacian di akun medsosnya. Alasan yang keluar hanyalah sebuah keisengan ketika ia melakukan perbuatan tercela tersebut," papar Darraz.
Kemarin, Buya membalas cacian itu dengan sebuah pemaafan.
"Ya, memaafkan orang yang telah mencacinya, memaafkan cacian yang telah dilemparkan kepadanya. Membalas cacian dengan rangkulan. Membalas cacian dengan kasih sayang." - Abdullah Darraz
"Semua ini tak lain karena beliau adalah seorang yang otentik dalam kemerdekaan dirinya. Kemerdekaan diri yang ditopang secara kokoh oleh akar spiritualitas yang tak tergoyahkan. Agama atau spiritualitas yang betul-betul beliau hidupi dan tegakkan secara konsisten," imbuh Darraz.
Menurut Darraz, Buya Syafii Maarif sering mengingatkan, kemuliaan Islam yang terkandung dalam kitab suci harus diwujudkan dalam kehidupan untuk mengangkat martabat manusia dan kemanusiaan, bukan untuk menghinakan dan merendahkan martabat kemanusiaan.
"Buya adalah sebuah instansiasi 'moralitas yang hidup' tentang kasih sayang dan akhlak yang terpuji. Panutan dan teladan bagi saya dan kita semua. Pada orang-orang seperti inilah sudah sepatutnya bangsa ini bercermin dan 'berkiblat'," pungkas Darraz.
sumber: kumparan.com