Pertemuan MUI Dengan PGI Dan KWI Di Kantor PGI foto jurnalislam INDONESIAKININEWS.COM - Jajaran pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI)...
Pertemuan MUI Dengan PGI Dan KWI Di Kantor PGI foto jurnalislam |
INDONESIAKININEWS.COM - Jajaran pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah bertemu dengan pimpinan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di kantor PGI, Jakarta, pada Hari Senin (26/8/19) lalu
Pertemuan ini terkait polemik video viral ceramah Ustaz Abdul Somad (UAS) yang menyinggung salib dan patung.
Sekjen MUI Anwar Abbas mengatakan, pertemuan itu menemukan kesepakatan, yaitu polemik video viral UAS tidak perlu dilanjutkan di ranah hukum.
"Pertemuan itu sependapat bahwa sebaiknya permasalahan ini tidak berlanjut (ke ranah hukum) agar stabilitas politik nasional terjaga, terpelihara," kata dia di kantor MUI, Jakarta, Rabu (28/8/19).
Anwar menjelaskan, MUI berkunjung ke kantor PGI pada Senin (26/8/19) lalu.
MUI diwakili antara lain Sekjen MUI, Buya Anwar Abbas, Ketua MUI Bidang Kerukunan Antar-Umat Beragama Buya Yusnar Yusuf, Ketua MUI Bidang Pendidikan dan Kaderisasi KH Abdullah Jaidi, Ketua MUI Bidang Infokom KH Masduki Baidlowi, Wasekjen MUI Bidang Pendidikan dan Infokom Amirsyah Tambunan.
Kedatangan mereka diterima oleh perwakilan dari PGI seperti Pdt. Dr. Henriette Hutabarat-Lebang, Pdt. Gomar Gultom, Pdt. Krise Gosal, Pdt. Bambang Widjaya, dan Arie Moningka.
Sementara perwakilan dari KWI, yakni Romo Siswanto dan Romo Agustinus Heri.
"Kita sepakat, bahwa ajaran dari masing-masing (agama) memang berbeda. Karena itu, pastinya akan ada gesekan," ucapnya.
Anwar melanjutkan, dalam pertemuan tersebut, para tokoh agama mengimbau agar ajaran dari agama masing-masing disampaikan dengan baik dan tidak menyinggung perasaan para pemeluk agama lain.
"Misalkan kalau kita bicara sesuatu yang menurut ajaran agama kita, lalu kalau ceramah ini didengar oleh pihak yang tidak seiman itu enggak akan dipersoalkan, karena, itu ajaran agama dari yang menyampaikan. Jadi jangan sampai terasa oleh agama lain bahwa itu masuk ke ranah keyakinan mereka," ujarnya.
Anwar juga menyadari, saat ini adalah era digital.
Peran teknologi informasi membuat ceramah pendakwah menjadi sangat terbuka dan dapat ditonton banyak orang, karena ada yang menyebarkannya.
"Oleh karena itu, diharapkan poin penting dari masing-masing agama yang bisa bergesekan itu tidak saling di-publish," ucap dia.*
sumber:republika.co.id