foto: LPI for tugumalangid INDONESIAKININEWS.COM - Pertemuan antara kader Front Pembela Islam (FPI) dan siswa Papua di Kota Malang ber...
foto: LPI for tugumalangid |
INDONESIAKININEWS.COM - Pertemuan antara kader Front Pembela Islam (FPI) dan siswa Papua di Kota Malang berujung polemik.
Sebelumnya, sejumlah siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kota Malang asal Papua mengadu ke markas Laskar Pembela Islam (LPI) yang berada di daerah Bumiayu, Kedungkandang, Kota Malang.
Diketahui, LPI merupakan sayap organisasi dari FPI.
Pertemuan itu terjadi pada Selasa (20/8/19).
Berdasarkan keterangan LPI, para siswa tersebut datang ke markasnya untuk berkeluh kesah soal kejadian kerusuhan di Kota Malang, Surabaya, dan Papua.
Akibat kerusuhan tersebut, para siswa tersebut merasa terancam keselamatannya.
Setelah datang ke markas LPI, tak berselang lama, giliran anggota LPI yang mendatangi tempat tinggal para siswa tersebut.
Kebetulan, mereka di Bumiayu bertetangga.
Dalam pertemuan itu, LPI juga berjanji akan menjaga keamanan para siswa Papua tersebut.
Tapi, permasalahan datang kemudian hari, dalam sejumlah unggahan di media sosial.
Salah satunya yang diunggah oleh akun YouTube bernama Denelson Ramela.
Wajah siswa yang berada di video itu sama persis dengan video yang direkam oleh anggota LPI sebelumnya.
Dalam video 4 menit 27 detik tersebut para siswa Papua tersebut menganggap kalau pihaknya menjadi korban hoaks.
"Sebelumnya kami bertiga minta maaf, tersebarnya video hoaks,” kata salah seorang di antara mereka.
Mereka bercerita, pada malam itu, mereka didatangi oleh orang tak dikenal.
"Di situlah kami dipaksa membuat video dan foto bersama mereka, kami disuruh ceritakan keadaan kami di sekolah,” imbuhnya.
Berdasarkan keterangan para 'tamu' tersebut, mereka membuat video tersebut untuk melindungi mereka.
"Tapi mereka bilang video untuk di sekitar Bumiayu, tidak tersebar, tapi mereka membohongi kita. Video tersebut sudah tersebar di mana-mana, di seluruh Indonesia,” katanya.
Melalui video tersebut, mereka meminta maaf kepada para mahasiswa asal Papua karena sudah membuat video yang viral.
"Di video tersebut, kami diatasnamakan mahasiswa, padahal kami masih pelajar,” imbuhnya.
Saat ini, para siswa Papua merasa tidak nyaman ketika bersekolah.
"Ketika kita datang, siswa di sekolah meninggalkan kita," katanya.
Selanjutnya, di akhir video, para siswa tersebut mengungkapkan untuk tidak percaya hoaks. "Setop menyebarkan hoaks," pungkasnya.
Sementara itu, terkait beredarnya video terbaru itu, Wali Laskar LPI, Andre Aston, kecewa dengan sikap siswa tersebut yang berubah.
"Kami hanya ingin memberikan semangat kepada pelajar itu,” katanya ketika dikonfirmasi.
Dia mengatakan, dari awal niat LPI membuat suasana di Kota Malang kondusif.
"Terkait sekarang mereka menganggap kami hoaks, tidak apa-apa, kami sudah terbiasa dengan cacian. Tapi, demi Allah kami hanya ingin wilayah kami aman,” pungkasnya.
Sumber: kumparan.com