jokowi sandiaga uno INDONESIAKININEWS.COM - Sandiaga Uno yang dikenal sebagai Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta sekaligus Mantan Cal...
jokowi sandiaga uno |
INDONESIAKININEWS.COM - Sandiaga Uno yang dikenal sebagai Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta sekaligus Mantan Calon Wakil Presiden (Cawapres) menjelaskan mendapat kode keras saat menghadiri Sidang Tebuka Majelis Perwakilan Rakyat (MPR) yang digelar pada Jumat (16/8/2019).
Pengakuan itu disampaikan langsung oleh Sandiaga Uno saat menjadi bintang tamu pada program acara E-Talk Show yang tayang di tvOne.
Program acara itu direkam dan diunggah ke channel YouTube TalkShow tvOne dengan judul 'Kemana Sandiaga Uno Setelah Pilpres?', Jumat (30/8/2019).
Indarto Priadi sebagai pembawa acara menjelaskan bahwa dirinya tahu semenjak nama Sandiaga Uno disebut dalam pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Sidang Terbuka MPR.
"Saya melihat bahwa Anda, ketika di sidang paripurna tadi itu, sidang terbuka, ternyata disebut nama Anda oleh Pak Jokowi," ujar Indarto Priadi.
Pada kesempatan itu, Indarto Priadi menanyakan tanggapan Sandiaga Uno saat mendengar namanya disebut Jokowi.
"Saya bayangkan 'Ow ini mantan rival saya ini kemudian memanggil saya, menyebut saya'. Apa yang Anda pikirkan saat itu?," tanya Indarto Priadi.
Sandiaga Uno mengucapkan terima kasih kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).
Ucapan terima kasih itu memang sengaja diungkapkan lantaran dirinya tersanjung saat Jokowi menyebutkan namanya.
Hanya saja ia tidak menampik, bahwa ucapan Jokowi adalah kode keras untuk dirinya.
"Terus terang saya sangat tersanjung, terhormat. Terima kasih kepada Bapak Presiden Pak Jokowi. Tapi itu sekaligus kode keras, karena Beliau menyebutnya kan sahabat," ujar Sandiaga Uno.
Indarto Priadi langsung semringah dan menduga adanya kemungkinan Sandiaga Uno bakal diangkat jadi menteri dalam kabinet kerja Jokowi-Ma'ruf yang baru.
"Menteri ni kayaknya ni," ucap Indarto Priadi.
Namun, Sandiaga Uno mempunyai pandangan yang berbeda dengan sebutan 'sahabat' dari Jokowi.
Menurutnya, sebutan sahabat sebagai posisi untuk saling memberikan nasihat dan masukan.
"Jadi seorang sahabat itukan, justru menurut saya sahabat yang baik harus terus memberikan masukan," ucap Sandiaga Uno.
"Mungkin kadang-kadang masukannya tidak sejalan dengan kita.Kalau misalnya di dalam ekosistem kekuasaan kan ada tendensi yang disebut sebagai grup thinking. Semua pemikiran kita semua sama dan jarang sekali ada diskursus di sebuah organisasi terpimpin. Jarang sekali orang yang memberikan masukan kepada Presiden sebagai bos paling tinggi yang agak sedikit berbeda pendapat," papar Sandiaga Uno.
Menurutnya sebuah organisasi dengan pemimpin membutuhkan sebuah oposisi untuk saling menilai dan memberikan masukan.
Sehingga ia menilai, posisinya ditujukan untuk memberikan masukan dan penilaian secara langsung ke Jokowi.
Ia juga menyebut, sebutan 'Sahabat' dari Jokowi merupakan contoh yang baik bagi banyak orang.
"Mungkin, ini kode keras Pak Presiden, juga untuk ke saya juga ke teman-teman yang lain, bahwa mantan rival harus tetap bersahabat memberi masukan yang kontruktif kepada pemerintah," ujar Sandiaga Uno.
Indarto Priadi kemudian menyinggung soal partai lain, yang ingin mengajak Sandiaga Uno untuk bergabung.
"Apakah itu berarti kalau diajak sebagai teman, untuk terlibat dalam partai yang ada di koalisi Pak Jokowi, jawabannya 'Ya saya ikutan'," ucap Indarto Priadi.
Selepas mengikuti ajang pemilihan presiden 2019 (Pilpres 2019), Sandiaga Uno mengaku sudah tidak ada keterkaitan, dengan partai bentukan mantan Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto.
Bahkan, tak segan ia menyebut keputusan untuk mengajak bergabung atau tidak ada di tangan para pemimpin partai.
sumber: tribunnews.com