Ustaz Abdul Somad (Foto: Agung Pambudhy/detikcom) INDONESIAKININEWS.COM - Anggota tim hukum Horas Bangso Batak Erwin Situmorang menilai...
Ustaz Abdul Somad (Foto: Agung Pambudhy/detikcom) |
INDONESIAKININEWS.COM - Anggota tim hukum Horas Bangso Batak Erwin Situmorang menilai langkah Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk menyelesaikan masalah ketersinggungan umat Kristiani terhadap isi ceramah Ustad Abdul Somad bakal berujung sia-sia.
MUI sebelumnya menyatakan akan menggelar safari ke tokoh atau kelompok Katolik dan Protestan untuk meredam konflik serta berharap masalah ini dapat diselesaikan di luar jalur hukum.
"Kalau MUI menyarankan agar kami melakukan musyawarah terhadap UAS, sementara UAS sendiri tidak mengakui adanya kesalahan, pasti tidak akan bertemu, bagaimana mungkin kita bisa duduk bersama?," ujar Erwin kepada Tempo, Rabu, 28 Agustus 2019.
Saat bertemu dengan Abdul Somad pada 21 Agustus lalu, Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Masduki Baidlowi berharap laporan polisi yang sudah didaftarkan dicabut.
Menurut Masduki, masalah ini dapat diselesaikan dengan kultur silaturahmi seperti yang dilakukan lembaganya. Namun dalam pertemuan itu, Abdul Somad enggan meminta maaf atas pembahasan ihwal salib dan patung.
Sampai saat ini, dua kelompok telah melaporkan penceramah yang akrab disapa UAS itu atas dugaan tindak pidana penistaan agama adalah komunitas Horas Bangso Batak ke Polda Metro Jaya dan Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) ke Bareskrim Polri.
Erwin melanjutkan, komunitas Horas Bangso Batak sebenarnya masih menunggu Abdul Somad menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.
Menurut dia, tidak ada kebencian terhadap pribadi Abdul Somad. Hanya saja, jawaban atas pertanyaan yang disampaikan Abdul Somad mengenai salib dan patung dinilai telah menyinggung umat Nasrani.
"Tapi kalau beliau merasa tidak bersalah ya kita serahkan ke Kepolisian," kata dia.
Abdul Somad dalam sejumlah kesempatan telah menyampaikan klarifikasi. Dia menyebut ceramah yang dipermasalahkan itu dilakukan pada tiga tahun lalu.
Menurut Abdul Somad, pembahasan ihwal salib dan patung disampaikan hanya untuk menjawab pertanyaan dari jamaah. Selain itu, ceramahnya tersebut dimaksudkan sebagai konsumsi internal umat muslim.
sumber: nasional.tempo.co