foto: tribun medan INDONESIAKININEWS.COM - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi terlibat langsung merobohkan bangunan di Sungai Bade...
foto: tribun medan |
INDONESIAKININEWS.COM - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi terlibat langsung merobohkan bangunan di Sungai Badera yang melintasi daerah Kabupaten Deliserdang dan Kota Medan, Selasa (20/8/2019).
Mantan Pangkostrad itu duduk di ekskavator dan memandu operator untuk merobohkan bangunan yang ada di bantaran sungai.
Hal ini untuk upaya visi Medan Bebas Banjir 2022.
"Sekali banjir itu sampai Rp 200 - 300 miliar ruginya. Ke depan Medan itu harus clear," ucap Edy Rahmayadi kepada awak media.
Gubernur Sumut Edy Segera Cek Proyek Sumur Bor Dinas PKP
Ustadz Abdul Somad (UAS) Bertemu Edy Rahmayadi, Bicara Empat Mata, Ini Videonya. .
Sungai Badera bermuara di Sunggal, hilirnya ke Sungai Belawan.
Masuk dalam kewenangan BWS II Sumatera.
Banjir di Sungai Badera terjadi lantaran penyempitan sungai akibat sedimentasi.
Normalisasi sungai yang dimulai dari Jalan Gatot Subroto ditargetkan rampung akhir tahun 2019.
Setelah dilakukan pelebaran, lebar Sungai Badera yang saat ini rata-rata hanya 2 meter ditargetkan menjadi 8 meter dan jalur hijau 4 meter di sisi kanan dan kiri sungai.
Masyarakat yang terkena dampak pelebaran sungai akan diberi tali asih.
Namun jumlahnya belum ditentukan.
Hujan deras yang mengguyur Kota Medan pada Juni 2019 membuat beberapa daerah terendam air.
Daerah terparah berada di kisaran kampus Universitas Sumatera Utara, Jalan Wahid Hasyim, Jalan Gajah Mada, Jalan Budi Luhur dan kawasan lainnya.
Banyak postingan di linimasa instagram, facebook dan twitter mempertanyakan kinerja Pemerintah Kota (Pemko) Medan.
Banjir memang bukan masalah baru di kota metropolitan ini.
Sejak 2016, Pemko Medan sudah menghabiskan anggatan triliunan rupiah untuk memperbaiki drainase, namun banjir tetap tak terselesaikan.
Menilik hal ini, Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution meminta maaf melalui postingan di akun facebook.
Ia merincikan kalau masalah banjir hanya bisa diatasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau Balai Wilayah Sungai (BWS).
Akhyar menceritakan perlu normalisasi sungai di Kota Medan, pihaknya juga sudah berulang kali memberikan permohonan ke kementerian.
Ironisnya, politisi PDIP ini menyebut BWS baru bisa menuntaskan normalisasi sungai pada 2022.
Tahun 2019, Pemko Medan akan Tambah 4 Ruang Terbuka Hijau
Perlu Rp35 Triliun untuk Pembebasan Lahan Ruang Terbuka Hijau di Medan
Berikut permintaan maaf Akhyar Nasution;
Mohon maaf warga Kota
Mohon maaf warga Kota Medan atas ketidaknyamanannya, (bukan lepas tanggung jawab atau menyalahkan pihak manapun) objektifnya : sungai - sungai di seluruh wilayah kota Medan puluhan tahun belum pernah dinormalisasi sehingga mengalami pendangkalan.
Kami sudah berulang kali bermohon ke Kementerian PU (Ditjend SDA / BWS II), namun hingga kini belum terealisasi.
Parit (drainase sekunder - tertier - kwarter ) yang menjadi tanggung jawab Pemko Medan bermuara ke sungai sungai yang ada di wilayah Kota Medan, namun untuk penanganan sungai - singai tsb kewenangannya adalah Kementerian PU/BWS II.
Dalam 5 kali rapat koordinasi bersama (Pemprovsu, Pemko Medan dan BWS II), pihak BWS II berjanji tahun 2022 baru bisa menuntaskan normalisasi beberapa sungai prioritas (sikambing, batuan, bedera, selayang, putih, deli, babura dan ex MUDP).
Tahun ini Pemko Medan bersama BWS akan membersihkan Sei Bedera.
sumber: medan.tribunnews.com