Enzo Zens Allie. Foto: Instagram @TNI_angkatan_darat INDONESIAKININEWS.COM - Juru bicara Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto m...
Enzo Zens Allie. Foto: Instagram @TNI_angkatan_darat |
INDONESIAKININEWS.COM - Juru bicara Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto menegaskan calon penyelenggara negara dan aparat keamanan harus steril dari ideologi yang berbeda dengan Pancasila dan NKRI.
Wawan menilai sangat berbahaya apabila ada calon prajurit TNI yang tidak steril dari ideologi yang berbeda dengan ideologi negara.
Sebab, Enzo akan menerima ilmu terkait keamanan negara.
"Seorang punya cita-cita ok saja namun semua pihak harus pahami bahwa untuk seorang penyelenggara negara dan aparat keamanan harus steril dari ideologi yang berbeda karena sangat rentan," ujar Wawan dalam diskusi bertajuk 'Enzo, Pemuda, dan Kemerdekaan', di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (10/8/2019).
Ia menilai kalau seorang calon aparat keamanan tidak steril dari ideologi yang tidak sesuai, akan berbahaya bagi ke depannya karena yang bersangkutan akan menimba ilmu khusus keamanan negara.
Menurut Wawan, ilmu khusus keamanan negara itu dipelajari orang yang berideologi selain ideologi negara, maka efeknya akan panjang dan berdampak bagi masyarakat Indonesia.
“Ini menunjukkan bahwa begitu berbahayanya kalau kita tidak steril karena dia akan menimba ilmu-ilmu khusus, menyangkut masalah keamanan negara. Kalau ilmu-ilmu itu jatuh ke orang yang tidak steril, tentu efeknya panjang,” kata Wawan dalam diskusi polemik ‘Enzo, Pemuda dan Kemerdekaan’ di d’consulate resto & lounge, Jakarta Pusat, Sabtu (10/8/19).
"Mental ideologi tidak bisa menjadi pertaruhan. Ada aparat keamanan di Poso berbelok ideologi, lalu di Aceh juga ada seperti itu dan dipecat," katanya.
Wawan menilai mental ideologi negara sangat penting bagi penyelenggara negara dan aparat keamanan karena menyangkut kebijakan dan politik yang akan diambil yang bersangkutan ketika memimpin karena menyangkut kepentingan masyarakat.
Menurut dia, Pancasila dan NKRI harus menjadi pegangan utama bagi semua warga negara karena kalau tidak bisa menjadi momentum perpecahan muncul.
sumber: kompas.com