Presiden Joko Widodo di Bandara Sis Al Jufri, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (3/10/2018). KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADO INDONESIAKINI...
Presiden Joko Widodo di Bandara Sis Al Jufri, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (3/10/2018). KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADO |
INDONESIAKININEWS.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap alasan blak-blakan soal potensi nyata ancaman Sunda Megathrust.
Salah satunya, karena permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar BMKG buka-bukaan soal kegempaan.
"Ya, ya memang instruksi Presiden waktu itu di rakornas di Istana Negara waktu itu disampaikan langsung kepada kami semua agar memang potensi bencana ya disampaikan apa adanya gitu kan," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (4/8/2019).
Menurut Rahmat, pihaknya menyampaikan potensi gempa bumi dengan bahasa yang tidak menimbulkan kepanikan karena memperhatikan dampak psikologis bagi masyarakat.
Ia menjelaskan BMKG akan lebih intens menyampaikan soal kegempaan usai adanya perintah dari Jokowi.
"Ya dari dulu kita sebetulnya tidak terekspose ya. Kami kan datangi sekolah-sekolah, kami datangi pemerintah daerah, kita sampaikan potensi ancaman ya, kita sampaikan apa adanya, tapi kan tidak terekspose oleh media. Nah, sekarang Presiden menyampaikan seperti itu ya kita lebih harus intens lagi untuk menyampaikan potensi ancaman itu kepada masyarakat. Tidak hanya menyampaikan ada ancaman, tapi upaya mitigasinya apa terhadap ancaman itu," jelasnya.
Rahmat menjelaskan selama ini informasi soal adanya potensi ancaman bencana yang disampaikan BMKG selalu dibarengi dengan adanya upaya mitigasi terhadap ancaman tersebut.
Rahmat berharap masyarakat bisa menjadi lebih siap dalam menghadapi bencana.
"Iya betul, memang kita tinggal di daerah rawan bencana, ya sudah, mau nggak mau tetap harus siap kapanpun," ujar Rahmat.
Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat memerintahkan BMKG buka-bukaan soal gempa. Bukan bermaksud meresahkan, Jokowi ingin agar masyarakat teredukasi.
"Kita harus secara besar-besaran memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa daerah kita memang rawan bencana," kata Jokowi dalam acara Rakornas BMKG di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/19).
Jokowi berharap masyarakat sadar bahwa mereka tinggal di wilayah yang memang berpotensi terjadi gempa dan bencana lanjutannya.
Seperti dicontohkan Jokowi soal adanya potensi gempa dan megathrust di wilayah Indonesia. Bagi Jokowi, informasi seperti itu perlu disikapi dengan bijak.
Pascagempa M 6,9 yang berpusat di Banten, potensi megathrust di RI disampaikan secara blak-blakan oleh BMKG.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Rahmat Triyono menyebut megathrust adalah ancaman yang nyata di Tanah Air.
"Ancaman Sunda megathrust adalah sebuah ancaman riil bahwa itu sebuah ancaman nyata di sepanjang pantai barat Sumatera," ujar Rahmat di kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (3/8/19).
Rahmat menyampaikan gempa megathrust diprediksi berjarak 200-250 km di laut lepas.
Tidak hanya di Selat Sunda, gempa itu juga diprediksi bisa merambat ke Laut Jawa, Bali, hingga sisi utara Papua dengan jarak yang sama.
sumber: detik.com