Anies Baswedan (Fida/detikcom) INDONESIAKININEWS.COM - Setelah kemarin pagi Jakarta menduduki peringkat pertama kota paling berpolusi ...
Anies Baswedan (Fida/detikcom) |
INDONESIAKININEWS.COM - Setelah kemarin pagi Jakarta menduduki peringkat pertama kota paling berpolusi sedunia, kini Ibu Kota Republik Indonesia ini menempati ranking 2, alias turun peringkat.
Dilansir AirVisual, Sabtu (27/7/2019) pukul 07.50 WIB, Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di angka 167. Artinya kualitas udara di Jakarta tidak sehat. Ranking polusi ini dapat berubah sewaktu-waktu.
AQI merupakan indeks yang menggambarkan tingkat keparahan kualitas udara di suatu daerah.
AQI dihitung berdasarkan enam jenis polutan utama, seperti PM 2,5, PM 10, karbon monoksida, asam belerang, nitrogen dioksida, dan ozon permukaan tanah.
Rentang nilai dari AQI adalah 0 sampai 500. Semakin tinggi nilainya menunjukkan semakin tinggi tingkat polusi udara di wilayah tersebut.
Skor 0-5 berarti kualitas udara bagus, 51-100 berarti moderat, 101-150 tidak sehat bagi orang yang sensitif, 151-200 tidak sehat, 201-203 sangat tidak sehat, dan 301-500 ke atas berarti berbahaya.
Jakarta mendapat skor 167 dalam AQI, yang artinya punya udara tidak sehat (unhealthy) pagi ini.
AirVisual merekomendasikan agar kelompok sensitif mengurangi aktivitas di luar ruangan.
Setiap orang perlu mengenakan masker polusi. Ventilasi tidak dianjurkan. Pemurni udara perlu dinyalakan bila udara dalam ruangan tidak sehat.
Kadar PM2.5 (partikel padat di udara ukuran di bawah 2,5 mikrometer) di Jakarta sekarang adalah 86.6 µg/m³.
Data diperoleh AirVisual dari alat pemantau udara milik Airvisual yang ada di Kedutaan Amerika Serikat Jakarta Pusat, Pegadungan, Kemayoran, Pejanten Barat, Rawamangun, dan Mangga Dua.
Anies soal Polusi: Di Musim Panas, Kita Masih Akan Saksikan yang Begini
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belum menjelaskan solusi terkait polusi udara yang makin parah. Anies berjanji akan menjelaskannya segera.
"Selama masih musim panas, kita akan masih menyaksikan seperti ini (polusi tinggi). Nanti saya akan jelaskan lebih lengkap lagi," kata Anies kepada wartawan di SMA Kolose Kanisius, Jakarta Pusat, Jumat (26/7/2019).
Berdasarkan data pemantauan udara AirVisual pukul 08.00 WIB pagi tadi, kualitas udara Jakarta semakin buruk. Kondisi itu, menurut Pemprov DKI, salah satunya disebabkan proyek perbaikan trotoar di Jakarta.
Proyek pembangunan trotoar yang dimaksud berada di Jalan MH Thamrin ataupun Cikini. Proyek inilah yang dinilai menghasilkan debu-debu sehingga memperburuk kualitas udara.
"Saya kemarin dapat laporan dari teman-teman Laboratorium LH, di seputaran Thamrin itu lagi pembenahan trotoar.... Kebetulan titik kami pun termonitor, pengukuran Dinas LH itu. Jadi akan berpengaruh," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Andono Warih, Kamis (25/7/19).
"Sekarang sedang ada (pembangunan trotoar), di Cikini juga dilihat. Dari sumber primer sendiri bikin debu, sekunder juga nambah kemacetan kan asap lebih banyak. Kan di titik itu saat ini tentu akan ada peningkatan sementara ini," sambungnya.
BMKG juga telah menjelaskan mengapa proyek perbaikan trotoar di sejumlah titik di Jakarta menambah tingkat polusi udara Ibu Kota. Menurut BMKG, bertambahnya polusi akibat proyek perbaikan trotoar ini juga terkait dengan musim kemarau yang sedang terjadi.
"Kemarau menyebabkan salah satunya ikatan partikel tanah di tempat terbuka menjadi rapuh dan mudah lepas kemudian menjadi debu halus yang jika diterbangkan angin berubah menjadi material polusi udara. Dalam proyek perbaikan trotoar, lapisan tanah permukaan yang tertutup oleh paving block, misalnya, menjadi terbuka. Karena musim kemarau, ikatan partikel tanah rapuh, maka partikel tanah tersebut mudah lepas dan terbang ke udara karena diembuskan angin menjadi polutan," kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal, Kamis (25/7/19) malam.
sumber: detik.com