Ahok-Puput. (Foto: Instagram) INDONESIAKININEWS.COM - Tidak perlu terkejut dengan terminologi "ide gila", karena hal itu dim...
Ahok-Puput. (Foto: Instagram) |
INDONESIAKININEWS.COM - Tidak perlu terkejut dengan terminologi "ide gila", karena hal itu dimaksudkan sebagai cara berpikir yang out of the box, bukan garis linier, bukan rutinitas, bukan gaya tradisional, apalagi pasti bukan yang biasa-biasa saja.
Betul, cara berpikir dan tentu saja bertindak dengan cara yang lain dari biasanya.
Mempertimbangkan seorang Ahok masuk di dalam pemerintahan Jokowi dibutuhkan cara berpikir yang gila, sebab kalau tidak gila maka Ahok tidak dibutuhkan dalam pemerintahan.
Mengapa? Karena sepak terjang dan kinerja seorang Ahok, terutama ketika memimpin Jakarta, sudah terbukti "sangat berhasil" mengubah wajah Jakarta dalam waktu yang tidak lama.
Gaya seorang Gubernur Ahok selalu tampil dengan ide gila, cara gila dan kepemimpinan yang gila.
Karakter gaya seorang gila adalah out of the box approach. Nyaris, sulit di duga apa langkah selanjutnya yang akan di tempuh, diambil dan dilaksanakan.
Dan disinilah menariknya gaya gila seperti Ahok itu. Sebab, langkah itu selalu efektif untuk menyelesaikan semua problem Jakarta yang muncul.
Di dalam kepemimpinan, gaya gila seperti itu, mirip dan dikenal dengan istilah "Conrtingency Approach", yang menekankan pada kepemimpinan situasional.
Jadi penyelesaian masalah yang dihadapi, tergantung situasi yang ada dan dibutuhkan.
Ini tidaklah mudah melakukannya, karena selain pengetahuan yang luas, skill yang tinggi, sensitifitas yang kencang, dan kecepatan eksekusi yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Pengetahuan tentang semua problem, ketentuan hukum dan aturan main menjadi instrumen berpikir dengan cara gila yang nyaris tidak bisa di duga arahnya kemana. Yang jelas, hasilnya pasti yang terbaik.
Pertanyaan menariknya adalah apakah Jokowi ini termasuk yang memiliki gaya "ide gila" membangun negeri ini?
Menurut saya betul, Jokowi termasuk tipe orang yang selalu menggunakan pendekatan berpikir "out of the box".
Hal ini juga ditegaskan pada saat menyampaikan pidato politiknya saat acara syukuran kemenangan sebagai Presiden 2019-2024 di SICC beberapa hari yang lalu.
Tegas dan terang benderang, Jokowi sedang menawarkan cara berpikir gila dengan keluar dari rutinitas, jangan lagi pendekatan tradisional, keluar dari cara yang biasa biasa.
Ini nyata sebagai "ide gila" yang di tawarkan dan akan dijalankan oleh Jokowi sebagai orang nomor satu di republik ini untuk periode 2019-2024.
Kalau betul, gaya ide gila yang akan di terapkan oleh Jokowi, maka kita akan lihat dan uji apakah susunan Kabinet Kerja Jilid II mencerminkan ide gila dalam diri para Menteri yang sedang disusunnya.
Kita semua melihat, pada Kabinet Kerja Jilid I, sudah ada sejumlah Menteri yang termasuk memiliki "ide gila", seperti Menteri Susi Pudjiastuti, Menteri Keuangan SMI, yang dalam kiprah mereka sungguh-sungguh penuh dengan kejutan dalam menelorkan kebijakan, aturan bahkan sisi manajerial dan leadership yang selalu membuka pikiran publik.
Mencermati perjalanan Kabinet Kerja jilid II 2019-2024, yang dipastikan jauh lebih berat mengingat target untuk mendekati visi dan misi pembangunan yang sudah dijanjikan oleh Jokowi dan Ma'aruf Amin ketika berkampanye dalam proses Pilpres yang lalu.
Dibutuhkan orang-orang yang termasuk gila untuk mewujudnyatakan mimpi Jokowi tersebut.
Dan dalam kerangka inilah sesungguhnya seorang Ahok menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditawar untuk mendukung gerbong Jokowi selama 5 tahun kedepan.
Tentu saja gagasan gila ini, sejauh tidak bertrabrakan dengan ketentuan hukum yang berlaku, terutama terkait dengan Ahok yang sudah menjalani 2 tahun hukuman sebagai pesakitan karena pelecehan agama islam.
Terlepas dari Ahok dalam diri BTP, pesan penting dan utama adalah adanya banyak AHOK lainnya yang memiliki ide gila dalam membangun negeri ini, sejalan dan sebarisan dalam Kabinet Kerja II Jokowi-Amin.
Gaya, style dan karakteristik gila seorang Ahoklah yang dibutuhkan dalam mengubah Indonesia lebih cepat.
Gagasan gila ini semakin signifikan, terutama ketika ada tantangan dari kelompok-kelompok garis keras yang tentu saja memiliki agenda politik yang serius di sepanjang perjalanan periode kepemimpinan Jokowi kedepan.
Ini tidak boleh dianggap remeh temeh, kalau tidak akan menjadi faktor "pengganggu" bagi perwujudan mimpi besar Jokowi buat Indonesia memasuki 2030 dan 2045.
Merekrut orang-orang yang tegolong gila ide, gila perubahan, gila kemajuan menjadi tuntutan bagi target kemajuan yang harus ditorehkan buat Indonesia 5 tahun kedepan.
Sebab, dengan segala rintangan dan hambatan, maka pada periode ini Jokowi dan Ma'aruf Amin membutuhkan lompatan besar, great escape, bagi kemajuan republik Indonesia kedepan.
Tanpa great escape, tanpa lompatan besar di segala bidang yang didukung dan dieksekusi oleh orang-orang gila dalam kabinet kerjanya, maka mimpi tentang visi Indonesia 2019-2024 hanyalah sebuah mimpi saja!
Mari membangun Indonesia dengan ide gilla, put on the table your crazy ideas for Indonesia !
Penulis : Yupiter Gulo / kompasiana.com