(Foto: Instagram) INDONESIAKININEWS.COM - Personal Basuki atau Ahok memang fenomenal untuk iklim politik tanah air, tegas, jelas dan p...
(Foto: Instagram) |
INDONESIAKININEWS.COM - Personal Basuki atau Ahok memang fenomenal untuk iklim politik tanah air, tegas, jelas dan pintar bekerja hanya kelemahan ahok begitu terus terang dalam dunia politik tanah air yang abu-abu ini.
Agaknya para elit politik tanah air belum bisa menerima karakter seterbuka ahok, ditambah lagi dia adalah politisi double minoritas, kristen dan tionghoa. Apapun karakter personalnya penulis cukup acung jempol dengan kinerja ahok selama memimpin DKI, tegas, jelas, tuntas dan cukup berani bertindak dengan pijakan undang-undang, begitulah seharusnya pemimpin.
Mungkin tuhan punya jalan lain untuk untuk Basuki, dengan kasus di kepulauan seribu hingga dia merasakan dinginnya hotel prodeo, Basuki saat ini merlihat lebih tenang dalam memainkan langkah politiknya.
Masyarakat DKI masih menaruh simpati besar atas kinerjanya Basuki, kemarin saat mencoba MRT, dia di elu-elukan serasa masih sebagai gubernur DKI , agak berbeda saat Anies yang menjabat Gubernur DKI sekarang mencoba MRT, masyarakat enggan untuk berdekat-dekat ria apalagi mengajak Anies selfie. Masyarakat semakin cerdas dan mampu menilai mana yang bisa bekerja dan hanya berwacana belaka.
Anda pembaca sebagai warga DKI bisa punya penilaian sendiri atas kinerja Basuki dan Anies, dengan membandingkan fakta di lapangan bukan rasa suka dan tidak suka. Sebagai masyarakat demokrasi dan di kota metropolitan, anda bisa menjawabnya dengan objektifitas anda.
Setelah selesai persoalan rumah tangganya, Basuki saat ini lebih banyak dalam wilayah publik sebagai youtuber, dengan konten berbagai hal. Masyarakat masih menaruh harapan kepadanya untuk kembali berkiprah sebagai pejabat publik karena kinerjanya yang mumpuni dalam pemerintahan.
Jokowi adalah rekan Basuki dalam memimpin DKI, dan beliau tahu akan kemampuan Basuki dalam bekerja ditambah lagi harapan publik agar basuki kembali hadir dalam pemerintahan. Presiden Jokowi yang tanpa beban dalam periode kedua ini, mulai memainkan wacana untuk memilih menteri dari kalangan muda, yang bisa bekerja cepat dengan konsep out of the box guna menghadirkan pemerintahan bersih juga mampu mengadmistrasikan keadilan sosial bagi pemerataan pembangunan di Indonesia.
Agak disayangkan jika basuki yang sudah teruji kinerjanya diabaikan dalam kabinet untuk 2019-2024. Banyak kalangan menduga Basuki akan ditempatkan sebagai Mendagri, posisi yang sangat strategis untuk kader partai politik.
Hemat penulis, posisi ini akan menyulitkan basuki, bukan karena tidak bisa bekerja tapi hambatan kerja dari berbagai partai politik yang sangat tidak bisa menerima keterbukaan basuki dalam bekerja, agak kental nuansa politiknya jika Basuki dalam posisi Mendagri, dan bukan tidak mungkin bisa mengulang kasus kepulauan seribu dengan banyaknya beliau bersinggungan dengan dunia politik maupun kepentingan partai.
Lantas dimana posisi paling pas buat basuki ?, sepanjang pengamatan penulis, basuki dalam bekerja selalu melihat manfaat lebih besar untuk kepentingan yang lebih luas, tidak kelompok dan sektoral. Dan untuk meminimalisir persinggungan antara Basuki dan kepentingan partai politik, posis yang sangat pas adalah menteri BUMN, ada beberapa alasan yang melatari posisi ini cocok buat Basuki.
Pertama, kemampuan menejerial basuki menggawangi kinerja ASN sudah teruji
Kedua, dengan ekonomi global yang tidak menentu diperlukan orang yang mampu melihat peluang guna meningkatkan kinerja BUMN dalam kompetisi global memenangkan persaingan. Agar BUMN kita tidak sekedar jago kandang.
Ketiga, basis pendidikan basuki merup lulusan Prasetya mulya, sangat wajar dia mampu bekerja pada bidang yang berkaitan dengan bisnis dalam perusahaan, BUMN adalah perusahaaan negara.
Keempat, dia mampu menghilangkan stigma bahwa selama ini BUMN merupakan sapi perahan dari partai politik penguasa, Basuki punya karakter kuat sebagai pejabat yang bersih, hal ini agaknya paling pas dan bisa diterima jokowi karena basuki orang yang berkarakter lurus.
Siapapun menteri terpilih nanti adalah hak prerogatif Presiden Jokowi, ini hanya pandangan penulis dan apakah undang-undang membolehkannya, mantan narapidana menjadi menteri ?. amat disayangkan kemampuan kerja seperti basuki tidak dimanfaatkan untuk bergabung dalam kabinet guna kemajuan bangsa ini ke depan setidaknya mampu menjadikan BUMN-BUMN kita sebagai perusahan global minimal menyamai Petronas atau Aramco. Bagaimana pendapat anda?
Kedua, dengan ekonomi global yang tidak menentu diperlukan orang yang mampu melihat peluang guna meningkatkan kinerja BUMN dalam kompetisi global memenangkan persaingan. Agar BUMN kita tidak sekedar jago kandang.
Ketiga, basis pendidikan basuki merup lulusan Prasetya mulya, sangat wajar dia mampu bekerja pada bidang yang berkaitan dengan bisnis dalam perusahaan, BUMN adalah perusahaaan negara.
Keempat, dia mampu menghilangkan stigma bahwa selama ini BUMN merupakan sapi perahan dari partai politik penguasa, Basuki punya karakter kuat sebagai pejabat yang bersih, hal ini agaknya paling pas dan bisa diterima jokowi karena basuki orang yang berkarakter lurus.
Siapapun menteri terpilih nanti adalah hak prerogatif Presiden Jokowi, ini hanya pandangan penulis dan apakah undang-undang membolehkannya, mantan narapidana menjadi menteri ?. amat disayangkan kemampuan kerja seperti basuki tidak dimanfaatkan untuk bergabung dalam kabinet guna kemajuan bangsa ini ke depan setidaknya mampu menjadikan BUMN-BUMN kita sebagai perusahan global minimal menyamai Petronas atau Aramco. Bagaimana pendapat anda?
sumber: kompasiana.com | penulis: Tony Lesmana