INDONESIAKININEWS.COM - Penangkapan wanita yang diduga merekam dan menyebar video penggal Jokowi cukup menyita perhatian. Wanita beri...
INDONESIAKININEWS.COM - Penangkapan wanita yang diduga merekam dan menyebar video penggal Jokowi cukup menyita perhatian.
Wanita berinisial IY itu diduga merekam dan menyebarkan video penggal Jokowi diamankan dirumahnya di Perumahan Grand Rseidence City, Cluster Prapanca II, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi pada Rabu (15/5/2019).
Sementara itu, HS lelaki yang melontarkan ancaman memenggal Jokowi dalam Video IY sudah ditangkap lebih dulu di Perumahan Metro, Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Minggu (12/5/2019) lalu.
Keduanya yang sudah diamankan di Polda Metro Jaya pun saat ini sudah berstatus tersangka.
HS dijerat pasal makar yakni Pasal 104 KUHP dan atau Pasal 110 KUHP, Pasal 336, dan Pasal 27 Ayat 4 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Ancaman hukumannya adalah penjara seumur hidup.
IY wanita yang ditangkap di Bekasi terpaksa meninggalkan ketiga anaknya dirumah lantaran dirinya harus berurusan dengan hukum.
IY juga dikenal sebagai seorang single parent atau orangtua tunggal yang membesarkan ketiga anaknya seorang diri.
Salah seorang anak dari Iy pun sempat memberikan keterangan terkait permasalahan yang menimpa pada ibunya.
Tak banyak pesan yang diucapkan IY kepada anak tertuanya sebelum dibawa polisi.
Menurut Hilary Putri Armana (20) yakni putri dari IY mengatakan, ibu sudah menduga jika dirinya akan ditangkap oleh polisi.
Sebelum dibawa, IY berpesan kepada anaknya yang paling besar untuk menjaga adiknya yang masih kecil
"Enggak ada ngomong apa-apa. Cuma dari sebelum ditangkap sudah kasih tahu siap-siap ibu bakal ada yang bawa, jangan kaget atau sedih. Jaga rumah jaga adik, itu pesan ibu saya," ungkapnya dikutip Tribunnewsbogor.com dari Warta Kota.
Hilary menjelaskan, saat tahu videonya viral, ibunya sempat menghapus video tersebut.
Namun, sudah tidak bisa dikarenakan sudah terlanjur tersebar di media sosial lain.
Hilary juga mengatakan, ibunya tidak mengenal sosok HS pemuda yang ada di video tersebut.
Yang ia tahu, ibunya memang mengenal wanita berkacamata yang juga ada dalam video tersebut.
"Ibu saya enggak kenal pemuda itu, namanya demo kan ramai orang ya. Ibu saya kenal tante Anna aja yang pakai kacamata, itu teman satu relawannnya," katanya saat ditemui di rumahnya, Grand Residen City Kelurahan Cijengkol, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Rabu (15/5/2019).
Hilary menjelaskan, video yang direkam ibunya viral pada Sabtu (11/5/2019) atau keesokan harinya, setelah ikut demo di Kantor Bawaslu pada Jumat (10/5/2019).
"Jadi kondisi waktu itu ramai, semua pada teriak-teriak, namanya kan lagi demo. Jadi pas lagi rekam video, di belakang ada temannya yang teriak agar Indonesia menang, dapat pemimpin adil, jadi mama saya bantu jawab amin. Enggak tahu ada pemuda itu ikut-ikut gabung masuk frame di video itu," bebernya.
Menurutnya, ibunya sempat kaget videonya itu bisa viral dan menjadi masalah seperti ini.
Sebab, ketika itu ibunya hanya merekam dan tidak tahu ada pemuda yang sedang berbicara bernada ancaman kepada Presiden.
"Ibu saya suka dokumentasi, suka selfie. Jadi pas demo di Bawaslu itu rekam video buat bukti kalau ikut demo," tuturnya.
"Ibu saya enggak tahu ada ucapan ancaman dari pemuda itu, langsung kirim ke dua grup WA. Pas dicek enggak tahunya ada ucapan itu.
"Sudah viral gitu, besoknya mau dihapus enggak bisa, sudah nyebar," sambungnya.
Hilary mengatakan, saat video itu menyebar ke media sosial seperti Facebook, ia juga tidak tahu. Bahkan, ibunya juga tidak megenal akun yang menyebarkan di Facebook itu.
"Hanya dikirim dua grup WA, satu grup itu isinya relawan 02 di Kecamatan Setu dan relawan 02 berbagai daerah. Enggak tahu bisa nyebar ke medsos lain. Mungkin ada orang di luar relawanan 02 yang nyamar masuk grup itu," jelasnya.
Ia menyebut sebelumnya ibu tidak pernah ikut organisasi masyarakat ataupun partai. Ibunya mulai aktif menjadi relawan 02 saat Pilpres 2019.
"Itu juga ibu saya relawan biasa, hanya saksi 02 saja. bukan kader partai atau simpatisan," terangnya.
"Waktu berangkat demo ke Bawaslu aja, ibu saya berangkat sendiri, sukarela aja, karena kan pendukung 02. Di sana baru ketemu sama temannya, Tante Anna itu," ucapnya.
sumber: tribunnews.com