INDONESIAKININEWS.COM - Ketua Muslim Cyber Army Jokowi Diki Chandra menantang senior PAN Amien Rais untuk melakukan mubahalah untuk memb...
INDONESIAKININEWS.COM - Ketua Muslim Cyber Army Jokowi Diki Chandra menantang senior PAN Amien Rais untuk melakukan mubahalah untuk membuktikan pihak yang melakukan kecurangan di Pemilu 2019. PAN menanggapi santai tantangan Diki.
"Itu usulan aneh dan lucu. Mubahalah bukanlah salah satu cara menyelesaikan persengketaan pemilu.
Istilah itu tidak ada dalam kamus penyelenggaraan pemilu. Karena itu, tidak perlu ditanggapi," kata Wasekjen PAN, Saleh Daulay, kepada wartawan, Sabtu (18/5/2019).
Saleh menilai Diki hanya mencari perhatian. Sebab, menurut Saleh, Diki tahu tantangannya tidak akan direspons.
"Santai saja. Yang mengajak mubahalah itu jangan-jangan hanya sekedar cari perhatian. Sebab, dia sudah pasti tahu tidak akan ditanggapi dan tidak direspon," sambung dia.
Saleh menilai tantangan mubahalah itu tak tepat ditujukan kepada Amien Rais.
Menurut Saleh, sebaiknya Cyber Army Jokowi menantang mubahalah kepada penyelenggara pemilu.
"Lagi pula, kalau mengajak mubahalah tidak tepat ditujukan pada Amien Rais. Sebab, dalam perkara ini, Pak Amien-lah yang sedang menuntut untuk memperjuangkan keadilan dan kebenaran dalam penyelenggaraan pemilu.
Tuntutan itu sebaiknya diarahkan pada penyelenggara pemilu dan pihak terkait lainnya. Nah, kalau mau ajak mubahalah, ajaklah penyelenggara dan pihak terkait lain itu. Itu baru tepat sasaran.
Kalau pak Amien dipastikan tidak berbuat curang dalam pemilu ini. Beliau tidak punya instrumen sama sekali untuk melakukan itu," ujar dia.
Sebelumnya, Ketua Muslim Cyber Army Jokowi Diki Chandra menantang Amien Rais melakukan mubahalah untuk membuktikan siapa yang berbohong dan siapa yang jujur atas penilaian bahwa Pemilu 2019 penuh kecurangan.
Selain Amien, Diki juga menantang mubahalah Imam Besar FPI Habib Rizieq.
"Saya mengajak mubahalah saudara berdua, jika hal-hal yang menyangkut ketiga poin di atas itu benar.
Dengan meminta kepada Allah SWT berupa laknat mati dalam keadaan hina satu bulan setelah mubahalah, bagi siapa yang salah atau bohong atas berbagai tuduhan poin-poin di atas," demikian tulis Diki dalam siaran pers 'Ajakan Mubahallah', ditandatangani 17 Mei 2019, disiarkan pada Sabtu (18/5/2019).
Berikut adalah 'tiga poin di atas' yang dimaksud oleh Diki sebagai penyebab ajakan mubahalah kepada Amien dan Rizieq:
Karena Anda berdua;
1. Tokoh berpengaruh yang paling sering bicara bernada provokatif dengan pernyataan, bahwa Pihak Jokowi-Ma'ruf Amin melakukan kecurangan secara brutal dan Terstruktur, Sistematis dan Masif (TSM), yang dishare secara berulang-ulang meskipun telah dibantah tuntas oleh pihak-pihak yg resmi dan jadi sasaran korban, kepada banyak rakyat Indonesia dan menjadi nilai fitnah besar dengan dibumbui berbagai pernyataanya yang bisa membuat perpecahan dan perang saudara, seperti sudah banyak terjadi di negara-negara Timur Tengah.
2. Sudah mengganggu akidah kami umat islam yang mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin, karena sejak awal sudah dibentuk opini bahwa hanya kelompok pendukung Prabowo-Sandi lah yang didukung Umat Islam, didukung Ulama, bahwa sdr Muhammad Rizieq Shihab adalah Imam besar bagi Umat Islam di Indonesia sehingga yang tidak berimam kepada beliau seolah bukanlah bagian
dari Umat Islam, membawa-bawa kalimat jihad dan berbagai manuver-manuver lainnya yang semua mengopinikan bahwa kami Umat Islam yang justru lebih mayoritas dan lebih banyak Ulamanya yang mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin dianggap kelompok penista agama dan ke-Islamannya diragukan, dan begitu sembrononya dengan begitu gencar menuduh kami munafiq, dll.
3. Definisi kecurangan TSM dan brutal yang dimaksud diatas adalah suatu terjemahan yang berlaku umum;
a. Terstruktur, berarti ada organisasi yang dibentuk dari pusat sampai ke daerah, yang diperintahkan untuk melakukan kecurangan.
b. Sistematis, berati telah dibuat rumusan khusus dalam menjalankan berbagai kecurangan yang dituduhkan tersebut dan diajarkan oleh pusat organisasi kepada seluruh tim untuk menjalankan kecurangan tersebut.
c. Masif, berarti kecurangan ini terjadi secara besar-besaran terjadi dimana-mana atau dalam skala luas yang bisa dianggap terjadi diampir semua tempat.
d. Brutal, berarti kecurangan itu dilakukan secara kejam, memaksa, kurang ajar, terang-terangan, kasar, biadab.
Sumber : detik.com