INDONESIAKININEWS.COM - Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno, Andre Rosiade ditantang untuk membuka data pe...
INDONESIAKININEWS.COM - Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno, Andre Rosiade ditantang untuk membuka data perhitungan real count kubunya oleh Sekretaris TKN Jokowi-Ma’ruf, Hasto Kristiyanto.
Hal tersebut terjadi ketika Andre Rosiade dan Hasto Kristiyanto hadir menjadi narasumber di acara Mata Najwa.
Dalam acara tersebut, keduanya tampak terlibat debat panas mengenai pernyataan Prabowo Subianto yang mengklaim menang.
Hasto Kristiyanto awalnya menyinggung mengenai deklarasi Prabowo Subianto yang mengklaim menang di Pilpres 2019.
Menurut Hasto Kristiyanto, deklarasi mengklaim kemenangan di Pilpres 2019 itu bukanlah sebuah contoh yang baik.
Seharusnya berbagai pihak, lanjuKt Hasto Kristiyanto, menahan diri untuk mendeklarasikan kemenangan hingga adanya pengumuman resmi dari KPU.
"Kita kembalikan ke tracknya dan semua sepakat yang menentukan siapa yang menang itu KPU dan proses rekapitulasi sedang berlangsung. Menjadi bias saat ada klaim sepihak dari BPN yang menyatakan Prabowo menang, sementara quick count berbeda."
"Kami hanya meminta hal yang sederhana, mengapa BPN tak membuka data real count yang dimiliki? Undang saja mahasiswa dan pengamat politik, cara yang simple dan kami terbuka," ucap Hasto Kristiyanto.
Sontak ucapan Hasto Kristiyanto itu membuat penonton Mata Najwa bertepuk tangan dan heboh dengan teriakan.
Tak hanya itu, Hasto Kristiyanto menuturkan, akan menerima masyarakat dengan tangan terbuka apabila datang ke tempat TKN untuk mengecek form C1 kubu Jokowi.
"Penonton yang disini besok kalau mau datang ke TKN dan PDIP untuk mengecek sistem dan form C1, silahkan," ungkap Hasto Kristiyanto.
Andre Rosiade menyatakan, deklarasi tersebut merupakan hak konstitusional Prabowo Subianto.
"Itu hak konstitusional Pak Prabowo, Yunarto Wijaya aja boleh mengumumkan," ungkap Andre Rosiade.
Menyela pernyataan Andre Rosiade, Hasto Kristiyanto menuturkan sosok presiden di Indonesia hanyalah satu.
"Presiden hanya satu pak. Bapak menyatakan Pak Prabowo itu presiden," tegas Hasto Kristiyanto.
"Ini cara otoliter. Mas Yunarto aja menyatakan Jokowi sebagai presiden," ucap Andre Rosiade.
Yunarto Wijaya pun mengungkapkan ia tak pernah menyebutkan Jokowi sebagai presiden.
"Yang anda sebutkan fitnah. Lembaga survei tak pernah mendeklarasikan dan secara ilmiah, semua lembaga membuka datanya kecuali data Kubu Pak Prabowo yang tak pernah dibuka. Anda jangan menggunakan terminologi bahaya," tegas Yunarto Wijaya.
Andre Rosiade mengemukakan, hak timnya menyatakan Prabowo Subianto sebagai pemenang Pilpres 2019 seperti apa yang dilakukan lembaga survey yang mengungkapkan quick count Jokowi lebih unggul.
"Soal nanti apakah klaim itu benar atau tidak, itu diuji di hasil KPU. Yang pasti Pak Prabowo taat konstitusi," kata Andre Rosiade.
Menanggapi pernyataan itu, Hasto Kristiyanto pun meminta kembali agar data real count kubu Prabowo Subianto dibuka.
"Anda tadi bilang Pak Prabowo boleh mendeklarasikan kemenangan, ya boleh. Tapi kita minta data real count diungkap ke publik, kenapa enggak diungkap saja?" tanya Hasto Kristiyanto.
Ditantang agar membuka data real count kubu Prabowo Subianto, Andre Rosiade menuturkan timnya belum selesai dengan data tersebut sehingga belum bisa diumumkan.
"Kami belum selesai 100 persen, nanti kami buka kalau sudah selesai. Kami sedang berjuang karena menemukan berbagai kesulitan."
"Kami bukan lawan Pak Jokowi. Pak Jokowi itu bukan capres 2014 yang sama dengan status Pak Prabowo, ini pertahana. Berbahaya loh lawannya," ungkap Andre Rosiade.
Sebelumnya, Prabowo mengklaim ia memenangi Pilpres berdasarkan real count yang dilakukan tim internalnya.
Ketua Umum Partai Gerindra itu mengaku memenangi Pilpres dengan 62 Persen suara.
Namun, hasil hitung cepat semua lembaga survei justru menunjukkan keunggulan untuk Jokowi-Ma'ruf di angka 54 sampai 55 persen.
sumber: tribunnews.com