IndonesiaKiniNews.com - Jenazah Aloysius Bayu Rendra Wardhana sedang disemayamkan di Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) di Jalan Ngagel ...
IndonesiaKiniNews.com - Jenazah Aloysius Bayu Rendra Wardhana sedang disemayamkan di Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) di Jalan Ngagel Madya Surabaya, Rabu (23/5/2018).
Bayu, begitu ia akrab disapa, tewas dalam serangan bom di gereja yang sama pada Minggu (13/5/2018) pagi.
Jenazah Bayu diserahkan kepada keluarganya sembilan hari setelah meninggal, Selasa (22/5/2018) dan langsung disemayamkan di ruang favoritnya, studio foto yang belum jadi.
Saat itu, sebagai aktivis Orang Muda Katolik (OMK), pemuda 35 tahun ini sedang menjalankan tugas sebagai koordinator parkir gereja.
Selain Bayu yang meninggal, dua aktivis OMK lain yang bertugas parkir kala itu juga menjadi korban luka, yaitu Desmonda dan Yongki Agustin.
Pasca serangan itu, nama Bayu disebut sebagai martir karena menahan dua pengebom bunuh diri yang merangsek masuk gereja naik sepeda motor.
Kalau Bayu tidak menahan laju motor itu, bisa jadi korban jatuh lebih banyak lagi.
Pada hari pemakaman Bayu, beredar di grup WhatsApp warga Gereja SMTB, tulisan inspiratif Bayu tentang aktivitas dan motivasinya menjadi pelayan gereja di lingkup parkir.
Tanggal yang tertera di bagian bawah menunjukkan tulisan itu dibuat tanggal 23 Maret 2018, hampir 2 bulan sebelum tragedi yang merenggut nyawanya itu.
Dalam tulisan itu Bayu mencoba memberi semangat kepada para yuniornya di OMK yang dipanggilnya 'adik-adik' untuk tidak malu meski melayani Tuhan di areal parkir.
"Untuk melayani Tuhan memang bisa lewat paduan suara, kerat, misdinas, lektor, pemazmur dll. Tetapi tidak semua orang mau untuk melayani di lingkup parkir," tulis Bayu.
Bayu juga menulis, semua petugas yang melayani di lingkup parkir seharusnya bangga bisa melayani dalam situasi yang berat.
"Kita seharusnya bangga bisa melayani Tuhan dengan situasi yang berat, berjam-jam, panas kepanasan, hujan kehujanan, dan banyak lagi lainnya," tulisa Bayu.
Kalau pun ada yang meremehkan, tulis Bayu, tidak perlu membuat mereka tersinggung. "Yang penting semua umat bisa beribadah dengan tenang," katanya.
Tulisan lengkap Bayu sebagai berikut :
Sedikit motivasi untuk penyemangat buat adik adik yang nantinya berperan aktif dalam pelayanan gereja di bidang parkir.
Perlu diingat ya adik-adik, kita bukan tukan parkir, tapi kita petugas yang melayani umat dan gereja di lingkup parkir.
Di mana kita seharusnya bangga bisa melayani Tuham dengan situasi yang berat, berjam-jam, panas kepanasan, hujan kehujanan dll yang banyak lagi.
Untuk melayani Tuhan memang bisa lewat paduan suara, kerat, misdinas, lektor, pemazmur dll.
Tetapi tidak semua orang mau untuk melayani di lingkup parkir, bahkan banyak yang meremehkan.
Sedikit cerita juga kapan hari, usai misa di luar gerbang gereja, saya bertemu dengan salah satu senior di mudika dulu, yang juga aktif di paduan suara, bilang ke saya begini.
"Loh yu kamu kok kerasan di parkir, apa cita citamu dulu juga memang menjadi tukang parkir."
Sedikit pertanyaan yang mungkin bisa buat orang tersinggung.
Tetapi ya saya jawab ya mbak benar, itu memang cita citaku dari dulu melayani Tuhan di segala bidang, tanpa pilih pilih, termasuk parkir.
Dalam hati saya ketawa. Padahal waktu itu saya juga habis memutari area gereja dan sekitarnya untuk memantau keamanan gereja supaya Misa berjalan lancar dan kalian-kalian bisa beribadah dengan dengan tenang.
Meski saya dan team keamanan dengan muka kumus kumus dan baju berkeringat, bahkan serikangkali tidak sempat ikut misa bareng keluarga ataupun sendiri.
Tetapi tidak apa apa, semuanya demi gereja yang kita cintai, mau orang lain meremehkan kita atau apa tidak penting.
Jadi, tetap lah adik-adik jangan minder kalau membantu di parkir, jadilah OMK yang andal apa pun itu bidang pelayanannya, karena kalian lah pilar-pilar gereja.
Dan tidak semua orang bersedia dan terpanggil melayani tuhan di lingkup parkir, Semangat ya. Terima kasih, kalianlah yang terbaik.
Aloysius Bayu, 23 Maret 2018 : 23.00 WIB
sumber: tribunnews.com