IndonesiaKiniNews.com - Pangeran Arab Saudi, Khaled bin Farhan, terang-terangan menyerukan kudeta terhadap Raja Salman bin Abdulaziz al-Sau...
IndonesiaKiniNews.com - Pangeran Arab Saudi, Khaled bin Farhan, terang-terangan menyerukan kudeta terhadap Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dan menyebut putra mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman punya masalah psikologis. Siapa sebenarnya dia?
Seperti dilansir Middle East Eye, Rabu (23/5/2018), Pangeran Khaled merupakan anggota keluarga Kerajaan Saudi yang tinggal jauh dari Timur Tengah.
Pangeran Khaled merupakan anggota keluarga Kerajaan Saudi dari cabang Al-Farhan.
Kembali ke abad ke-18, Farhan merupakan satu dari tiga saudara Muhammad bin Saud, yang menurunkan dinasti Al-Saud, termasuk Raja Salman, yang merupakan cabang utama kerajaan Saudi dan berkuasa beberapa dekade terakhir.
Cekcok muncul setelah ayah Pangeran Khaled, yang dikenal sebagai 'Red Prince', mendorong monarki konstitusional. Diketahui Saudi menganut sistem monarki mutlak, dengan sang raja berkuasa penuh.
Pangeran Khaled diketahui menerima suaka politik dari Jerman pada tahun 2013. Suaka itu diterimanya setelah dua bulan tiba di Jerman.
Disebutkan Middle East Eye, suaka itu diberikan kepada Pangeran Khaled setelah menilai ada bahaya penculikan terhadapnya. Bahkan Pangeran Khaled diberitahu intelijen Jerman bahwa keamanannya di luar negara itu tidak bisa dijamin, meskipun jika dia bepergian ke negara-negara anggota Uni Eropa.
Menurut Middle East Eye, sejumlah anggota senior keluarga Kerajaan Saudi telah berusaha membujuk Pangeran Khaled untuk kembali ke Saudi, demi membungkamnya. Salah satu anggota senior keluarga Kerajaan Saudi bahkan menawarkan tempat duduk di pesawat pribadinya saat berkunjung secara resmi ke Jerman, namun tawaran itu ditolak Pangeran Khaled.
Tidak disebut penyebab Pangeran Khaled meninggalkan Saudi dan pergi ke luar negeri.
Pangeran Khaled mengatakan, selama di luar negeri dirinya terus berkomunikasi secara rutin dengan pangeran-pangeran lainnya di Saudi. Dia menyebut bahwa dirinya dan keluarga Kerajaan Saudi sangat terkejut saat terjadi penangkapan besar-besaran dalam operasi yang diperintahkan Raja Salman dan dipimpin putra mahkota Pangeran Mohammed bin Salman atau MBS pada akhir tahun 2017.
Lebih lanjut, Pangeran Khaled mengaku mengenal dan kerap berurusan dengan Raja Salman di masa lalu. Namun untuk MBS, Pangeran Khaled mengaku tidak pernah bertemu atau berurusan langsung dengannya.
Diakui Pangeran Khaled bahwa dirinya memiliki dendam pribadi terhadap Raja Salman, saat dia menjabat Emir Riyadh yang berwenang mengurusi setiap masalah keluarga kerajaan. Pangeran Khaled menyebut Raja Salman seorang rasis, karena memaksa ayahnya bercerai dengan ibunya yang berasal dari Mesir dan memaksa saudara perempuannya bercerai dengan suaminya yang berasal dari Kuwait.
sumber: detik.com